KUDUS, Joglo Jateng – Proklim Bhakti Luhur, Desa Mejobo, Kecamatan Mejobo giat melaksanakan kemandirian masyarakat dalam melaksanakan adaptasi perubahan iklim. Sejak 2022 hingga meraih tingkat utama pada 2023, proklim tersebut telah memiliki berbagi progam.
Ketua Proklim Bhakti Luhur, Heri Wicaksono menerangkan, Proklim Bhakti Luhur memiliki misi adaptasi lingkungan. Misalnya dengan upaya mitigasi tanggul jebol secara berkala.
“Karena Desa Mejobo kasus kebencanaannya adalah banjir. Maka kami bersama warga secara mandiri melakukan upaya mitigasi,” terangnya kepada Joglo Jateng.
Selain itu, pihaknya bersama tim juga memiliki program pengelolaan sampah organik dan anorganik. Khususnya pengelolaan sampah organik menjadi pupuk cair.
“Sementara para bidang perikanan, kami bersama Pemdes Mejobo memiliki program bantuan bibit lele. Yang digilir perkelompok khusus ternak lele dari masyarakat dengan menggunakan pakan organik,” imbuhnya.
Ditambahkannya, bantuan berupa 25 ekor untuk satu kelompok yang terdiri lima peternak ayam juga dilakukan. Guna mendorong kemandirian ekonomi masyarakat. Dalam hal penghijauan, imbuh Hery, masyarakat dengan kesadarannya memanfatkan lahan dengan menanam sayur mayur. Seperti terong, pepaya dan lainnya.
“Kami juga saat ini sedang proses pengajuan bantuan bibit buah mangga, kelengkeng hingga rambutan untuk ditanam di lahan pinggir lapangan Desa Mejobo,” imbuhnya.
Hery mengaku, di 2024 ini ia bersama tim akan fokus kegiatan lapangan untuk perbaikan ekonomi. Dengan harapan, melalui proklim tersebut, meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat terhadap adaptasi dan mitigasi dampak perubahan iklim.
“Setidaknya kami turut berperan dalam mengurangi dampak negatif perubahan iklim,” tandasnya. (cr1/fat)