KUDUS, Joglo Jateng – Meningkatkan kualitas literasi generasi bangsa melalui budaya gemar membaca merupakan langkah penting dalam pengembangan minat baca. Upaya ini dilakukan SD 1 Jati Kulon melalui perpustakaan Jendela Informasi Kita (Jelita) yang telah mendapat akreditasi B.
Kepala Perpustakaan SD 1 Jati Kulon, Rosyida menyebutkan, tingkat baca siswa-siswi di sekolah lumayan tinggi. Dilihat dari jumlah kunjungan dan aktivitas sehari-hari.
“Sehingga dari situlah ke depan kami ingin mewujudkan generasi gemar membaca. Bukan hanya sekadar membaca tetapi mengetahui isi dan makna dari bacaan tersebut,” ungkapnya kepada Joglo Jateng.
Ia menceritakan, proses menuju akreditasi ini hampir satu tahun. Dimulai pembinaan dan monitoring perpustakaan daerah, melengkapi berkas hingga penjadwalan tim asesor.
“Banyak aspek yang menjadi penilaian. Termasuk kelembagaan, visi misi hingga kegiatan yang dijalankan,” bebernya.
Hingga saat ini, kata Ida, Perpustakaan Jelita memiliki 10 ribu eksemplar buku e-book dan fisik. Dengan jumlah judul sebanyak 3.500. E-book ini disediakan agar anak-anak maupun orang tua bisa mengakses buku bacaan dimanapun dan kapanpun. Bahkan banyak orang tua yang antusias menghibahkan buku mereka.
Perpustakaan Jelita menggunakan sistem terbuka. Dipaparkan Ida, siswa bebas memilih dan berkeliling mencari bacaan yang diinginkan.
“Harapannya anak-anak membaca bukan hanya karena covernya yang menarik. Tetapi mereka benar-benar ingin belajar dari buku tersebut. Bahkan saat hibah orang tua kami seleksi buku yang dihibahkan harus bernilai edukasi,” paparnya.
Selanjutnya, imbuh dia, untuk memudahkan akses membaca, di masing-masing kelas siswa bisa menggunakan ruang Pojok Baca. Di sela-sela jam istirahat mereka bisa menikmati snack sambil membaca.
“Jadi ada ruang nyaman yang dibuat lesehan. Buku di sana pun selalu kami upgrade satu atau dua bulan sekali,” imbuhnya.
Selain pojok baca, ada juga taman baca yang bertempat di bawah pohon. Para siswa bisa mengisi waktu luang saat menunggu jemputan atau saat menunggu jam pelajaran.
“Buku di taman baca kami siapkan setiap pagi kemudian ambil kembali saat mereka sudah pulang. Karena tempatnya adem dan sejuk mereka pada suka,” ujarnya.
Pihaknya menjelaskan, perpustakaan sebagai ruang informasi juga tempat pembelajaran dengan jadwal yang sudah ditentukan. Baik sumber dari buku maupun alat peraga yang komplit.
“Sedangkan di momen usai ujian atau tes semester, anak-anak tetap bisa ke perpustakaan untuk memainkan permainan edukatif yang berfungsi mengasah otak mereka,” jelasnya. (cr1/fat)