Kudus  

BUMDes Karya Mulya Ajak Warga Menabung Sampah

TUNJUKKAN: Beberapa pengelola BUMDes menunjukkan buku tabungan di Bank Sampah Karya Lestari, beberapa waktu lalu. (DYAH NURMAYA SARI/JOGLO JATENG)

KUDUS, Joglo Jateng – Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Karya Mulya, Desa Rendeng, Kecamatan Kota, Kudus memberi edukasi kepada masyarakat untuk menabung sampah. Pasalnya, masyarakat diajak untuk menabung sampah di bank sampah milik desa.

Kepala Desa Rendeng, Muhammad Yusuf mengatakan, untuk mengurusi BUMDes pihaknya menggandeng pemuda dari karang taruna. Dengan tujuan memberi edukasi para pemuda yang peduli sampah. Pemdes terus mendorong kegiatan usaha yang positif dalam mengembangkan potensi desa sehingga bisa menghasilkan Pendapatan Asli Desa (PAD).

“Luar biasa senang, setelah launching BUMDes, masyarakat antusias sekali dalam kegiatan menabung di bank sampah. Untuk itu, pemdes mendukung adanya sarpras berupa kendaraan roda tiga untuk mengangkut sampah 1 unit,” terangnya.

Dirinya menambahkan, melihat kondisi saat ini, masyarakat masih enggan memilah sampah. Mereka hanya sekedar mengumpulkan sampah tetapi tidak membedakan sampah organik dan anorganik. Dengan program ini bisa mengubah pola pikir mereka bahwa sampah bukan suatu masalah melainkan sebuah tabungan.

Sementara itu, Direktur BUMDes Karya Mulya, Bondan Dwi Cahyono menjelaskan, sejak berdirinya BUMDes telah terpantau dari Dinas PMD. Atas bantuan dari pihal swasta yang kini telah banyak mendapatkan bantuan berupa pelatihan dalam menangani BUMDes. Mulai dari administrasi, menganalisis hingga melakukan kerja sama.

“Tujuan menabung di bank sampah ini untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Selain itu juga sebagai edukasi bahwa sampah mempunyai ada nilai ekonomisnya,” bebernya kepada Joglo Jateng saat di temui di sanggar bank sampah beberapa waktu lalu.

Pihaknya, hanya melayani sampah jenis anorganik berupa kardus, plastik, atom, dan sebagainya untuk dijual kembali. Lalu menggandeng kerja sama dengan pihak ketiga agar sampah dapat didaur ulang kembali.

“Masyarakat bisa datang membawa sampah saat ada pelaksanaan posko bank sampah sesuai jadwal. Nanti disesuaikan dengan keinginan masyarakat tersebut apakah dia mau menabung atau bisa ditukarkan dengan uang secara langsung. Setelah itu, barang kami timbang untuk menentukan satuan harga,” jelasnya.

Kegiatan menabung sampah ini dilaksanakan setiap sebulan sekali di hari Minggu. Biasanya petugas melakukan pelayanan posko di berbeda-beda tempat untuk mempermudah masyarakat dalam menabung. Disamping itu juga melayani nabung sampah di sanggar.

“Saat ini sudah banyak masyarakat yang sudah menabung di bank sampah. Karena keuntungannya bisa menghasilkan uang untuk tambahan kebutuhan,” imbuhnya.

Hal ini menunjukkan bahwa edukasi tentang menabung sampah kepada masyarakat sudah bisa diterima. Bahkan sampai selain masyarakat Desa Rendeng juga ikut terinspirasi ingin menabung sampahnya.

“Jika ada warga selain Desa Rendeng juga diperbolehkan untuk menabung di bank sampah. Karena itu juga membantu adanya pemasukan PAD,” pungkasnya. (cr3/fat)