MENUTUP akhir semester, SMP Negeri 1 Imogiri menggelar acara Gelar Karya Program P5 bagi siswa kelas 7 dan 8, bersamaan dengan pembagian rapor. Kegiatan ini berlangsung dengan penuh warna, menampilkan berbagai pertunjukan seni dan pameran hasil karya siswa.
Kepala SMPN 1 Imogiri, Surachman mengungkapkan, acara ini dibuka dengan penampilan tarian kreasi yang energik dari siswa kelas 7. Diikuti dengan fashion show yang memamerkan pakaian adat dari berbagai wilayah Indonesia oleh siswa kelas 8.
“Kemudian penonton dari orang tua dan wali murid juga disuguhi drama tentang bullying yang diperankan oleh siswa kelas 8, yang mengusung tema Suara Demokrasi, Bangunlah Jiwa dan Raganya, Bineka Tunggal Ika,” ungkapnya, beberapa waktu lalu.
Pihaknya menambahkan, pameran ini menampilkan berbagai produk hasil karya siswa, seperti makanan tradisional, batik khas Imogiri, dan pupuk kompos yang diolah sendiri. Kegiatan ini bertujuan untuk mengasah kemampuan wirausaha dan kreativitas siswa.
“Pada bagian pameran, kelas 7 dibagi 52 kelompok yang berpartisipasi dalam market day dan tarian kreasi dengan tema Gaya Hidup Berkelanjutan, Kearifan Lokal, dan Kewirausahaan. Sedangkan kelas 8, dengan 50 kelompoknya, menampilkan fashion show pakaian adat dan drama tentang bullying. Mereka membawa pesan penting tentang keberagaman dan semangat persatuan,” tuturnya.
Harapan dari kegiatan ini adalah agar siswa dapat berlatih secara mandiri dalam proses penjualan dan pembuatan produk. Dengan begitu, mereka siap untuk mengembangkan jiwa wirausaha sejak dini.
“Sesuai dengan sambutan Ibu Kabid Dikpora Bantul tadi, beliau berpesan agar siswa tetap semangat dalam berinovasi dan berekspresi, mendukung pembelajaran di masa depan. Kami berharap kegiatan ini tidak hanya menjadi ajang unjuk kemampuan, tetapi juga sarana untuk mengembangkan dan memfasilitasi potensi siswa, baik dari segi keterampilan maupun kreativitas,” ungkapnya.
Sementara itu, salah satu siswa dari kelas 7F, Aisiyah Nurramadhani mengaku senang dengan adanya pelajaran P5 ini, karena ia dapat belajar menciptakan produknya sendiri. Dia membuat wonton chili oil secara handmade untuk dijual di lingkungan sekolah seharga Rp2.000 per pcs.
“Wonton ini telah kami siapkan dari rumah, sehingga saat di sekolah kami tinggal menyajikannya dan menjualnya. Melalui acara ini, kami merasa sangat senang karena bisa belajar banyak tentang pembuatan dan penjualan, yang menambah pengetahuan kami dalam berjualan,” tuturnya. (suf/abd)