Antisipasi Peningkatan ODGJ, KSSJ Digiatkan

SIGAP: Satpol PP Kota Yogyakarta saat mengamankan seorang ODGJ di jalan Tamansiswa, Wirogunan, beberapa waktu lalu. (ISTIMEWA/JOGLO JOGJA)

KOTA, Joglo Jogja – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Yogyakarta memprediksi adanya peningkatan penderita orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) di Kota Pelajar. Oleh karena itu, program Kelurahan Siaga Sehat Jiwa (KSSJ) akan digiatkan kembali untuk menekan ODGJ di setiap wilayah.

Kepala Seksi Promosi Kesehatan Masyarakat Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes Kota Yogyakarta, Arumi Wulansari mengatakan, jumlah penderita ODGJ di Kota Yogyakarta sepanjang 2023 tercatat 1.239 jiwa. Sedangkan pada 2024, periode Januari-Mei sudah terdapat 1.101 jiwa, termasuk ODGJ luar wilayah.

“Selama ini, tim pelaksana kesehatan jiwa masyarakat yang aktif hanya di kemantren, sedangkan untuk di kelurahan belum ada. Dengan jumlah ODGJ tahun ini yang hingga Mei sudah hampir menyamai 2023, maka perlu menggiatkan kembali KSSJ,” ungkapnya, belum lama ini.

Menurutnya, peran penting dalam menangani ODGJ yakni dari keluarga pasien. Sebab, masih ditemukan banyak keluarga yang malu untuk mengakui dan melaporkan keluarga yang menderita ODGJ ke puskesmas atau posyandu yang ada di wilayahnya.

“Pengaruh keluarga pasien ini sangat penting. Jangan sampai kurangnya perhatian lebih dari keluarga memperburuk kondisi pasien, khususnya dengan stigma malu memiliki salah satu keluarga yang menderita ODGJ. Kita tekankan, jangan ada stigma di masyarakat. Penderita ODGJ ini sama penanganannya,” tambahnya.

Disebutkan bahwa kesehatan mental paling banyak diderita oleh anak-anak dan remaja. Dengan berbagai macam faktor, mulai dari putus cinta, tidak sesuai dengan mimpi yang dikejar, terlalu sering menggunakan gadget, hingga masalah keluarga/broken home.

“Sedangkan bagi lansia, biasanya diakibatkan stres berkepanjangan akibat riwayat kronis yang tak kunjung sembuh. Deteksi dini dengan skrining kesehatan jiwa bisa dilakukan secara mandiri, dengan mendatangi posyandu maupun puskesmas,” ujarnya.

Ia berpesan, bagi warga Kota Yogyakarta mengetahui ODGJ di wilayahnya, bisa melaporkan melalui RT, RW maupun ke kelurahan. Dengan begitu, penderita ODGJ dapat segera tertangani dengan baik.

“Jika tidak memungkinkan datang ke puskesmas, maka tim puskesmas yang akan menyambangi rumah pasien. Harapannya, masyarakat mau menerima dan ikut serta dalam pelaksanaan perkembangan KSSJ di wilayah. Sehingga, semakin banyak lagi cakupan pelayanan ODGJ yang bisa diberikan untuk warga Kota Yogyakarta,” pungkasnya. (riz/abd)