Kudus  

Angka Stunting di Kudus Ditarget Turun Hingga 5 %

Sekretaris BKKBN Jateng, Sri Rahayu. (ADAM NAUFALDO/JOGLO JATENG)

KUDUS, Joglo Jateng – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Jawa Tengah (Jateng) menginginkan angka stunting di Kabupaten Kudus bisa turun hingga 5 persen tahun ini. Sebelumnya pada 2023 angka stunting mencapai 15,7 persen.

Sekretaris BKKBN Jateng, Sri Rahayu menyampaikan, pemasangan alat kontrasepsi Keluarga Berencana (KB) yang menyasar ke buruh rokok di Kudus bertujuan untuk mencegah stunting. Bahkan dapat memperbaiki kualitas generasi mendatang.

“Diketahui angka stunting pada 2021 sebesar 17,6 persen. 2022 naik jadi 19 persen. 2023 turun menjadi 15,7 persen. Harapannya akhir tahun ini targetnya 14 persen, bahkan bisa turun hingga 5 persen,” katanya kepada Joglo Jateng, beberapa waktu lalu.

Pihaknya berupaya untuk memberikan edukasi kepada remaja agar menikahnya diatas 19 tahun. Karena, BKKBN Jateng mempunyai advokasi angka remaja bahwa jangan sampai menikah dibawah umur. Sebab hal itu berpotensi melahirkan anak yang stunting.

“Harapannya kami kasus stunting di Kudus bisa nol kasus. Kita juga menghindari 4 T yakni terlalu mudah untuk menikah, terlalu sering melahirkan, terlalu tua untuk melahirkan, dan terlalu banyak melahirkan,” tandasnya.

Hal itu salah satu bentuk pencegahan stunting melalui pelayanan KB di perusahaan. Lalu untuk capaian KB di Jateng melampaui 68 persen dari target pihaknya. Pihaknya juga selalu memfasilitasi pelayanan di faskes yang bekerja sama dengan Dinkes Kudus.

Lebih lanjut, ia beserta jajarannya juga mendukung pihak swasta dan Pj Bupati Kudus yang memiliki inovasi dalam rangka meraih muri. Terlebih semua perusahaan sedang fokus dalam pelayanan KB.

“Tindak lanjut kami itu bekerja sama dengan dinsos Kudus agar dilakukan secara intensif dalam melakukan pelayanan. Jadi kami menjaring untuk memfasilitasi pelayanan KB baik MKJP maupun non MKJP,” pungkasnya. (adm/fat)