KUDUS, Joglo Jateng – BUMDes Ngudi Rahayu di Desa Berugenjang, Kecamatan Undaan, Kabupaten Kudus, berdiri sejak 2021. Namun saat ini mereka tengah menghadapi tantangan dalam pengelolaan Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas).
Direktur Sementara BUMDes, Rinangku Saputro mengatakan, ide awal mendirikan BUMDes ini berasal dari usulan kepala desa untuk mengelola Pamsimas yang sebelumnya di tangan pihak ketiga. Tahun pertama berjalan sukses dengan penambahan pelanggan. Namun seiring waktu, pemasukan mengalami penyusutan akibat manajemen dan sistem administrasi yang kurang tertata.
“Dulu pada saat awal pendirian BUMDes masih berjalan lancar. Namun, karena kendala manajemen pengurus yang mengelola itu jadi kurang maksimal,” ujarnya, belum lama ini.
Ia menambahkan, untuk mengatasi masalah ini, langkah-langkah telah diambil melalui musyawarah desa (musdes) yang menghasilkan kepengurusan baru. Proses penataan manajemen sedang dilakukan. Termasuk perbaikan sistem administrasi.
“Akhirnya kami sepakat mengadakan musdes terkait dengan kelanjutan BUMDes agar bisa bertahan,” tuturnya.
Dalam musdes tersebut, juga dibahas kebutuhan pelanggan dan strategi untuk meningkatkan pemasukan. Termasuk rencana kenaikan pembayaran bulanan dari Rp7.000 per orang.
“Pamsimas Desa Berugenjang saat ini memiliki sekitar 1.400 pelanggan aktif tergabung setiap harinya,” ujarnya.
Sistem pendaftaran awal melibatkan pembayaran administrasi Rp 250.000, yang mencakup biaya pembukaan jalur pertama dan honor tukang. Pamsimas desa ini memiliki tiga titik tower, dua di RW 1 dan satu di RT 3.
Meski kualitas air sudah teruji, Saputro mengatakan, air tersebut belum layak minum. “Air Pamsimas ini hanya digunakan untuk kebutuhan sehari-hari saja. Seperti mandi, memasak dan sebagainya. Untuk mengarah ke layak minum sedang diusahakan,” bebernya.
Ia menegaskan, air yang disalurkan lancar dan tidak mengalami kekeringan. Fokus utama BUMDes saat ini adalah memastikan tidak ada kerugian dan kebutuhan air warga terpenuhi. Pengelola BUMDes Ngudi Rahayu juga rutin melakukan sosialisasi melalui dialog langsung dengan warga untuk memperluas saluran air agar bisa terhubung ke seluruh warga.
Selain itu, ia juga menyebutkan bahwa BUMDes bisa berdiri berkat bantuan pinjaman listrik dari kepala desa yang dapat dikembalikan dalam dua bulan. “Dulu warga ada yang merasa keberatan dengan sistem pembayaran per kepala keluarga, namun sekarang kita berusaha membuat sistem yang lebih adil dan transparan,” jelasnya.
Langkah-langkah ke depan akan terus dimusyawarahkan dengan warga desa untuk memastikan BUMDes Ngudi Rahayu dapat beroperasi secara efektif dan berkelanjutan. Sehingga memberikan manfaat maksimal bagi seluruh masyarakat Desa Berugenjang. (cr3/fat)