JEPARA, Joglo Jateng – Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kabupaten Jepara memberikan edukasi kepada puluhan pelajar di Jepara terkait kesehatan reproduksi (kespro) remaja. Kegiatan itu berlangsung di Pendapa R.A. Kartini Jepara, Senin (5/8/24).
Kepala DP3AP2KB Kabupaten Jepara Moh Ali mengungkapkan bahwa kespro bagi remaja merupakan suatu hal yang penting dan harus mendapatkan perhatian dan kepedulian dari semua pihak. Menurutnya, para pelajar merupakan calon orang tua yang akan mendidik dan melahirkan anak sebagai generasi penerus bangsa. Sehingga pemahaman sejak dini terkait kespro perlu diterapkan.
“Kalau di Jepara itu permintaan rekomendasi nikah masih tinggi. Melalui kegiatan ini para pelajar bisa tahu kapan saatnya menikah, tidak terjerumus pergaulan bebas, dan penggunaan napza (narkoba, psikotropika dan zat adiktif lainnya, Red.),” papar Ali kepada Joglo Jateng.
Melalui sosialisasi ini, pihaknya berharap, para pelajar bisa mempersiapkan diri dalam menjaga kesehatan reproduksi. Juga perilaku hidup bersih dan sehat.
“Karena apabila remaja ingin menikah maka perlu pemahaman terkait kesehatan reproduksi. Baik mental maupun kesiapan ekonomi untuk rumah tangga,” terangnya.
Narasumber sosialiasi kespro sekaligus Dokter RS PKU Muhamadiyah Jepara Yoshi Riantyoko menerangkan bahwa kespro bukan hanya sehat fisik saja. Namun, sehat secara utuh. Baik fisik, psikologis mental, spiritual, serta sosial.
Kemudian, para remaja diminta untuk menghindari hal yang terlarang dalam agama. Sebab, hal itu hanya akan merusak pikiran daripada pelajar dan merusak konsentrasi dalam belajar.
“Para remaja diharapkan untuk menunda pernikahan. Hindari segala sesuatu yang dapat memberi pengaruh buruk pada diri. Fokus pada pengembangan diri,” paparnya.
Sementara itu, pelajar dari SMK Islam Jepara Fadilla (18) mengaku teredukasi atas sosialisasi kesehatan reproduksi. Sebab, ia mendapatkan pembelajaran mengenai upaya-upaya intervensi terkait kesehatan reproduksi. Sehingga, dapat menurunkan angka stunting.
“Sosialisasi ini sangat mengedukasi pelajar di Jepara. Karena, pembelajaran seperti ini jarang kita temukan di bangku kelas. Jadi menambah wawasan baru,” ucapnya. (ara/adf)