Soroti Banyak Anak-anak Jalani Cuci Darah, PKK Jateng Ajak Masyarakat Hidup Sehat

Ketua TP PKK Jateng, Shinta Nana Sudjana
Ketua TP PKK Jateng, Shinta Nana Sudjana. (HUMAS/JOGLO JATENG)

SEMARANG, Joglo Jateng – Tim Penggerak PKK Jawa Tengah turut menyoroti banyaknya anak-anak yang harus menjalani cuci darah akibat mengonsumsi makanan dan minuman yang kurang tepat. Oleh karena itu, melalui program TP PKK, Pemprov Jateng mendorong produksi dan konsumsi pangan lokal yang sehat.

Hal itu disampaikan oleh Penjabat Ketua TP PKK Jateng, Shinta Nana Sudjana saat kegiatan “Aku Hatinya PKK (Amalkan dan Kukuhkan Halaman Asri, Teratur, Indah dan Nyaman)” yang digelar di Monumen PKK, Ungaran, Selasa (6/8/24). Ia mengatakan, potensi pangan lokal Jateng sangat bervariasi. Oleh karena itu, melalui gerakan Aku Hatinya PKK, ia mengajak kader PKK di daerah mampu mengoptimalkan hal tersebut.

Baca juga:  Sempat Dihalangi Aparat saat Dampingi Korban Kericuhan

“Kita masih harus mengejar penurunan stunting. Untuk mencapai hal itu, kegiatan  sosialisasi,pelatihan pemanfaatan pekarangan mesti terus dilakukan. Sebab, kampanye tidak bisa hanya dilakukan sekali, melainkan harus kontinu, sekaligus mengingatkan diri, apakah program kedaulatan pangan yang dilakukan sudah efektif,” ujarnya.

Setelah memperoleh sosialisasi, Shinta berharap kadernya menyebarluaskan ilmu hingga tingkat Dasar Wisma. Dengan cara itu, diharapkan gaung pemanfaatan pekarangan semakin kuat dan tidak hanya teori.

“Masing-masing daerah memiliki local wisdom masing-masing. Bagaimana memanfaatkan pekarangan tentunya berbeda, daerah dingin tanaman apa yang cocok. Berbeda lagi dengan pesisir. Di daerah perkotaan, bisa dengan mengembangkan vertikultur,” ucapnya.

Baca juga:  KPU Jepara Tetapkan Daftar Pemilih Sementara Pilkada 2024

Sementar itu, Kepala Bidang Penganekaragaman Konsumsi Pangan Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Tengah, Lucia Sri Winarni Susilowati menyampaikan, konsumsi anak, remaja, dan orang tua tidaklah sama. Namun, masih banyak orang berpikiran, jika makanan yang mesti dihindari oleh orang dewasa, seperti yang bisa mengakibatkan kolesterol, asam urat, juga tidak diboleh diberikan untuk anak-anak.

“Contohnya gulai. Bapaknya nyirik (menghindari) karena kolesterol, anaknya juga tidak diberi. Padahal, anak butuh minyak, butuh santan. Makanya, penting untuk mengetahui kebutuhan makanan pada anak dan dewasa,” bebernya.

Baca juga:  Kemenkes bakal Integrasikan Layanan Primer Kesehatan melalui Posyandu

Ditambahkan, makanan beragam, bergizi, seimbang, dan aman (B2SA), mesti diperhatikan. Tujuannya agar tumbuh kembang anak tidak terhambat, serta terhindar dari stunting. “B2SA tidak mahal, asal bisa memanfaatkan lahan pekarangan,” ujar Lucia. (luk/gih)