SEMARANG, Joglo Jateng – Per bulan Agustus 2024, kelompok wayang orang legendaris di Indonesia, Ngesti Pandowo terancam tak bisa tampil Gedung Taman Budaya Raden Saleh (TBRS). Hal itu disebabkan, lantaran gedung yang biasanya dipakai untuk pementasan sedang dalam renovasi, tepatnya di bagian lantai dan atap gedung yang bocor.
Anggota Senior Ngesti Pandowo, Budiono Lee mengukapkan, rencana renovasi gedung yang dipakai untuk tampil Ngesti Pandowo itu sebenarnya telah masuk dalam anggaran perubahan 2024. Sehingga kemungkinan akan selesai pada akhir tahun ini.
“Sehingga dari dinas (Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang, Red.) mungkin mengupayakan agar itu bisa kembali, pentasnya juga jalan setelah nantinya itu selesai direnovasi. Terkait dengan renovasi itu, memang harus libur karena tidak memungkinkan itu untuk pentas,” ucapnya saat dikonfirmasi Joglo Jateng, belum lama ini.
Akan tetapi, menurut Budiono, apabila pihaknya libur tampil terlalu lama, maka kesulitan yang dialami, yakni membangun minat masyarakat untuk kembali menonton wayang orang tersebut. Sebelumnya, ia menerangkan, Ngesti Pandowo melakukan diskusi bersama Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) dan DPRD Kota Semarang melalui Focus Group Discuss (FGD) terkait permasalahan tersebut. Berdasarkan hasil yang didapat, dari dinas tetap mendukung bagaimana Ngesti Pandowo bisa tampil di TBRS.
“Hanya saja mekanisme nya masih dicari apakah di gedung baru (untuk tampil, Red.). Kalau di sana (Gedung Ki Narto Sabdo, Red.) sesuai aturan sudah ada PAD-nya. Kalau sewa gedung itu kaitannya dengan perda Rp 25 juta nah itu kita tidak mampu (membayar sewa, Red.). Tetapi masih diupayakan dinas nanti dalam jangka waktu pentas sekali dua kali nanti bisa di sana,” terangnya.
Dalam rentan waktu 5 bulan itu, kata Budiono, pihaknya sedang berusaha setiap minggu tampil di open teater. Hal ini diupayakan agar mereka bisa membuktikan ke masyarakat umum bahwa Ngesti Pandowo masih tampil.
“Tentunya dengan kemasan-kemasan yang kita sesuaikan dengan open teater itu. Ini rencana mau dirapatkan untuk teknis itu,” papar Budiono. (int/adf)