SEMARANG, Joglo Jateng – Beberapa waktu lalu Wali Kota Semarang sekaligus Bakal Calon Wali Kota Semarang di Pilwalkot 2024, Hevearita G Rahayu bersama sang suami Alwin Basri diperiksa oleh KPK di Jakarta atas tiga dugaan perkara. Yakni korupsi, gratifikasi dan pemerasan terhadap pegawai negeri.
Menanggapi hal itu, Pengamat Politik Universitas Diponegoro (Undip), Teguh Yuwono menyebut permasalahan hukum yang terjadi di Kota Semarang berpengaruh sangat besar. Dirinya menyakini, semua partai politik (parpol) tidak akan mengusung orang-orang yang bermasalah.
“Partai politik tidak akan mengusung orang-orang yang bermasalah. Karena begitu itu (bakal calon, Red.) diusung dan dia tidak bisa konsentrasi, yang pertama. Kemudian publik transmisi turun,” ucapnya saat dikonfirmasi Joglo Jateng, belum lama ini.
Menurutnya, kekuatan dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) dengan figur Mbak Ita berpengaruh sangat besar di Kota Semarang. Terlebih lagi, parpol ini tidak memiliki calon alternatif yang cukup kuat.
Di sisi lain, Teguh juga menilai bahwa sosok Iswar Aminuddin tak cukup kuat dari segi survei dan tidak dominan untuk posisi sebagai Calon Wali Kota Semarang berikutnya. Teguh justru memandang Iswar lebih cocok mencalonkan sebagai wakil wali kota.
Teguh menyebut, nama-nama bakal calon wali kota yang muncul paling atas dari hasil survei adalah tokoh-tokoh yang sudah lama berpolitik di Kota Semarang. Seperti Yoyok Sukawi yang memiliki banyak jaringan.
“Yoyok jaringannya masih banyak, ayahnya juga dulu wali kota. Kemudian, Mbak Ita juga incumbent. Kemudian, Pak Setda dan Mas Arnaz termasuk tokoh-tokoh baru yang perlu me-redesain kembali mendekati masyarakat,” jelasnya.
Meski begitu, ia menerangkan, kuncinya ada di koalisi parpol dan bagaimana kekuatan politik nasional menyetir pola-pola relasi politik untuk Pemilihan Wali Kota (Pilwakot) 2024. (int/adf)