Dekase Ingin Ngesti Pandowo Terus Bisa Tampil di TBRS

SUASANA: Tampak depan sebuah gedung yang sering dipakai untuk penampilan Ngesti Pandowo di TBRS Jalan Sriwijaya No.29, Kelurahan Tegalsari, Kecamatan Candisari, Kamis (8/8/24). (FADILA INTAN QUDSTIA/JOGLO JATENG)

SEMARANG, Joglo Jateng – Dewan Kesenian Semarang (Dekase) menyayangkan jika Ngesti Pandowo pada akhirnya tidak bisa tampil di Taman Budaya Raden Saleh (TBRS) lantaran gedung yang biasanya dipakai untuk pementasan sedang dalam renovasi. Hingga kemarin, pihaknya belum menerima informasi terbaru antara Ngesti Pandowo dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Semarang soal mekanisme penggunaan tempat pertunjukan sementara di Gedung Ki Narto Sabdo.

Ketua Dekase, Adhitia Armitrianto mengukapkan, biaya sewa gedung sebesar Rp 25 juta per sekali tampil di Gedung Ki Narto Sabdo dinilai sangat memberatkan. Meski begitu, sebelumnya Ngesti Pandowo beberapa kali pernah tampil gratis di Gedung Ki Narto Sabdo dengan catatan dan persyaratan yang telah ditentukan.

Baca juga:  Klarifikasi, Disnakertrans Jateng Sebut Jumlah PHK Buruh 9.133 Orang

“Artinya Ngesti Pandowo sebagai komunitas yang mempertahankan kesenian dan tradisi pemerintah harusnya menfasilitasi itu (tempat pertunjukan, Red.),” ucapnya saat dihubungi Joglo Jateng, Selasa (13/8/24).

Adhit mengaku, renovasi di Gedung tempat Ngesti Pandowo biasanya tampil merupakan program besar untuk revitalisasi di wilayah TBRS. Namun, berdasarkan informasi yang ia dapat karena dananya banyak diserap untuk Pilkada, maka pengerjaan itu ditunda terlebih dahulu.

“Nah yang bisa dilakukan, yaitu renovasi jadi dalam beberapa informasi yang saya terima itu renovasi itu lebih ke permak jadi misal betulin genting, talang dan lain-lain. Tetapi menurutku tidak mengurangi dari substansi gedung itu sebenarnya. Kekurangannya malah pada sapras saat pementasan Ngesti Pandowo jadi kurang menarik karena suaranya tidak jelas didengar oleh penonton. Itu yang dikeluhkan oleh penonton,” jelasnya.

Baca juga:  4 Wilayah Pansela Jateng Rawan Gempa Megathrust

Dirinya berharap kepada pemerintah, khususnya Disbudpar Kota Semarang untuk mencarikan tempat pertunjukan sementara untuk Ngesti Pandowo. Meski diakui lumayan sulit dilakukan, namun ini menjadi salah satu upaya agar menjaga eksistensi seni pertunjukan tradisional dari komunitas wayang orang legendaris tersebut. (int/adf)