SEMARANG, Joglo Jateng – Menyambut HUT Kemerdekaan RI yang ke-79, Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Tengah bersama Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Jateng kembali melaksanakan program ‘Ngebis Ngagem QRIS’. Adapun pelaksanaannya mulai 12 Agustus 2024 hingga 18 Agustus 2024, masyarakat dapat menumpang seluruh rute Bus Rapid Transit (BRT) Trans Jateng hanya dengan membayar Rp 79 melalui metode bayar QRIS.
Kepala BI Jateng, Rahmat Dwisaputra menyampaikan bahwa program ini kembali dilaksanakan selain dalam rangka memeriahkan HUT RI, juga untuk menggenjot capaian penggunaan QRIS di Jateng. Khususnya pada transportasi umum.
“Program ini memasuki tahun ketiga kolaborasi kami (KPwBI, Red.) bersama Dishub Jateng. Tujuannya pun selalu sama ya untuk memperluas cakupan edukasi QRIS, mengingat rute BRT ini menjangkau hampir seluruh Jawa Tengah,” katanya dalam keterangan yang diterima Joglo Jateng, Selasa (13/8/24).
Untuk diketahui, Trans Jateng memiliki tujuh koridor. Yakni dengan rute Semarang – Bawen, Purwokerto – Purbalingga, Semarang – Kendal, Magelang – Purworejo, Solo – Sragen, Semarang – Grobogan dan Solo – Wonogiri.
Pihaknya menargetkan, setidaknya akan terdapat 7.900 penumpang yang mendapatkan kuota diskon. Dengan demikian, rata-rata harian penggunaan QRIS di Trans Jateng akan naik 48 persen.
“Selain dimaksudkan untuk mempromosikan transaksi non tunai, program ini juga memberikan kesempatan bagi penumpang untuk mencoba pertama kali bertransaksi menggunakan QRIS yang Cepat, Mudah, Murah, Aman, dan Handal (CeMuMuAH),” bebernya.
Sementara itu, Kepala Balai Transportasi Jawa Tengah, Agung Pramono menyampaikan bahwa pelaksanaan ini bertujuan untuk menaikkan jumlah pembayaran non tunai. Karena selama ini pembayaran non tunai baru mencapai 5-6 persen dari total transaksi yang ada di BRT Trans Jateng. Program ini diharapkan dapat meningkatkan penggunaan transaksi QRIS di sektor transportasi umum di Jawa Tengah, sekaligus mendukung upaya digitalisasi Jawa Tengah.
“Diharapkan dengan ada program bayar murah mereka (para penumpang, Red.) itu bisa menaikkan pembayaran non tunai,” katanya saat dihubungi Joglo Jateng, Selasa (13/8/24).
Menurutnya, penumpang yang saat ini sudah menggunakan metode pembayaran non tunai di BRT Trans Jateng merupakan para pekerja. Yakni berkisar usia 20-35 tahuanan.
“Kebanyakan justru para karyawan. Karena kalau anak sekolah dan ibu rumah tangga itu masih banyak memilih untuk bayar tunai saja ya,” ujarnya.
Agung menyampaikan bahwa dari tujuh koridor yang dilalui oleh BRT Trans Jateng, pihaknya memiliki 115 armada yang siap memberikan pelayanan bagi masyarakat. Ia berharap masyarakat Jateng bisa memanfaatkan program bayar murah ini dengan semaksimal mungkin. (luk/adf)