KUDUS, Joglo Jateng – Sekolah Dasar (SD) Negeri 1 Bacin yang terletak di Kecamatan Bae tak masuk skema rehabilitasi dari Pemkab Kudus. Sebab, sekolah itu sudah terbengkalai sekitar sepuluh tahun. Murid-murid yang mengeyam pendidikan disekolah itu mulai berkurang. Sehingga akhirnya di merger dengan SD 2 Bacin.
Kepala Bidang (Kabid) Pendidikan Dasar pada Disdikpora Kabupaten Kudus, Anggun Nugroho menjelaskan, apabila sekolah itu terbengkalai puluhan tahun, artinya tidak ada aktivitas belajar mengajar. Sehingga hal itu tak masuk skema rehabilitasi yang dianggarkan pada 2024.
“Kalau sekolahnya tidak dipakai, itu tak termasuk target perbaikan. Artinya kalau terbengkalai gak terpakai. Bangunannya pun masih milik Disdikpora Kudus,” ungkapnya kepada Joglo Jateng, Selasa (13/8/24).
Untuk SD 1 Bacin, kata dia, pada 2017 sempat ikut dalam penggabungan sekolah. Ada juga beberapa sekolah lainnya yang ikut di regrouping akibat tak terpakai. Berdasarkan informasi, bangunan tersebut milik Disdikpora Kudus dan tanahnya milik Pemerintah Desa (Pemdes) Bacin.
“Jadi mekanismenya harus ada permohonan ke Pemkab Kudus jika ingin pihak desa membangun tempat baru,” tandasnya.
Menurutnya sejauh ini, Pemdes Bacin belum mengajukan permohonan untuk penggunaan bangunan. Dilain sisi, sejak awal aset bangunan milik Pemkab Kudus dan tanahnya milik pemdes.
Anggun menambahkan, ketika tak dipakai, alih fungsi bangunan sekolah harus ada mekanismenya. Misal rusak parah dan harus dihapus, berarti harus ada penghapusan. Sehingga tanah bisa dipakai oleh Pemdes Bacin.
“Apabila pemdes ingin memakai bangunan itu, maka nanti pemdes meminta permohonan hibah dari Pemkab Kudus,” tukasnya.
Sementara itu, Kepala Desa Bacin, Edy Supriyanto menyampaikan, bangunan SD 1 Bacin memang dimiliki Disdikpora Kudus. Akan tetapi untuk tanahnya milik pemerintah desa. Pihaknya juga sudah pernah meminta tanah itu untuk dikembalikan.
“Saya pernah mau minta ke Disdikpora Kudus untuk tanahnya dikembalikan. Tapi belum berjalan. Terakhir pengajuan 2023 kemarin,” ungkapnya kepada Joglo Jateng.
Menurutnya, sekolah tersebut dilakukan merger lantaran muridnya mulai berkurang. Sedangkan siswa dari SD 1 Bacin digabung dengan SD 2 Bacin. Rencana jika tanah itu sudah kembali ke desa, pihaknya berencana membuat Unit Pelayanan Kesehatan bagi bidan.
“Untuk jumlahnya siswa saat itu kurang paham. Tapi intinya dulu ramai lah sekolahnya. Mandeknya karena siswanya berkurang,” terangnya. (adm/fat)