KUDUS, Joglo Jateng – Desa Bulung Kulon, Kecamatan Jekulo, Kudus, terus terancam banjir setiap musim hujan. Hal itu akibat sedimentasi yang semakin parah di Sungai Jembangan Kali Jati dan Tambak Ceren Pagak.
Normalisasi sungai yang terakhir dilakukan pada 2014 membuat tanah endapan semakin naik. Sehingga air kerap meluap ke pemukiman warga.
Kepala Desa Bulung Kulon, Ruslan mengungkapkan, kurangnya normalisasi sungai sangat berdampak pada kondisi desanya. Normalisasi sungai sangat penting untuk mengurangi risiko banjir dan memastikan aliran air ke sawah-sawah tetap lancar.
“Kewenangan normalisasi ini ada pada Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS). Sehingga kami di desa tidak bisa melakukan tindakan apapun,” katanya.
Ruslan menjelaskan, pihaknya sudah berulang kali mengusulkan kepada BBWS untuk melakukan pengerukan sungai. Namun hingga saat ini belum ada tindakan yang konkret.
“Pengerukan terakhir dilakukan pada tahun 2014, dan sekarang sedimentasi dan endapan tanah semakin tinggi. Akibatnya, banjir semakin sering melanda desa kami,” tambahnya.
Kondisi ini diperparah dengan kebijakan BBWS yang meminta agar desa mengambil alih pengerukan sungai yang mengalami endapan. Meskipun desa tidak memiliki anggaran untuk itu.
“BBWS meminta kami untuk menangani masalah sedimentasi, tapi desa tidak bisa menganggarkan untuk itu. Sampai sekarang belum ada solusi,” ujarnya.
Saat dikonfirmasi mengenai rencana normalisasi, pihak BBWS menyatakan akan segera melakukan tindakan. Namun tidak dapat memastikan kapan hal tersebut akan terlaksana.
“BBWS menyebut ada pertimbangan lain dan keterbatasan anggaran yang menjadi alasan keterlambatan,” jelas Ruslan.
Ruslan berharap agar masalah ini segera mendapatkan solusi. Sehingga desanya tidak lagi menjadi langganan banjir setiap tahunnya.
“Kami sangat berharap BBWS dapat segera mengambil langkah untuk melakukan normalisasi, agar warga desa tidak terus-menerus mengalami kerugian akibat banjir,” pungkasnya. (cr3/fat)