SEMARANG, Joglo Jateng – Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Semarang memastikan Komunitas Wayang Orang Legendaris asal Semarang Ngesti Pandowo tetap tampil untuk publik. Berdasarkan diskusi bersama, pihaknya memfasilitasi mereka untuk pentas di Gedung Ki Narto Sabdo yang sistem sewa dan pemakaiannya masih dalam proses penawaran.
Sekretaris Disbudpar Kota Semarang, Samsul Bahri Siregar mengukapkan, tepat di depan gedung yang biasanya dipakai tampil Ngesti Pandowo memang ditulis kata ‘Libur’. Sebab, akan ada rencana revitalisasi pada lantai oleh Distaru. Hal itu dibahas dalam rapat bersama dengan Ngesti Pandowo, Kepala UPTD TBRS, Distaru dan Bidang Kebudayaan Disbudpar, beberapa waktu lalu.
“Terkait itu teman-teman Ngesti Pandowo nanti pada saat mulai pelaksanaan sementara gak main di situ (gedung biasanya dipakai tampil, Red.). Tetapi kita arahkan ke gedung baru Ki Narto Sabdo. Tetapi sifatnya masih proses. Nah kita harapkan mereka main mau di mana saja entah itu di basement, gedung itu kan besar sekali,” ucapnya saat dihubungi Joglo Jateng, Senin (19/8/24).
Meski begitu, pihaknya memberikan beberapa catatan apabila Ngesti Pandowo nantinya ingin tampil di Gedung Ki Narto Sabdo. Di antaranya, tidak diperbolehkan membawa makanan dan minuman dari luar dan merokok di sekitar gedung.
“Terkait dengan penggunaan sarpras di gedung baru seperti lighting itu kan susah ya mereka setiap main ganti layar. Nah kita tidak ada di sana. Itu yang menjadi kendala bagi mereka,” jelas Samsul.
Ia menambahkan, terkait dengan biaya sewa gedung Ki Narto Sabdo yang senilai Rp 25 juta untuk sekali tampil, hal tersebut tidak memungkinkan pihak Ngesti Pandowo untuk membayar dengan biaya sebesar itu. Sehingga diupayakan untuk tidak membayar sewa gedung itu.
Di sisi lain, Samsul mengatakan, pihaknya membebaskan Ngesti Pandowo untuk tampil di mana saja. Mulai dari open teater tepat di bawah pohon beringin TBRS, Basement Gedung Ki Narto Sabdo, atau bisa juga di luar TBRS, yaitu Gedung RRI.
“Kita hanya fasilitasi gedung yang dimiliki oleh Disbudpar di TBRS. Tetapi mereka kadang tampil di RRI. Jadi intinya sampai hari ini teman-teman pelaku seni budaya Ngesti Pandowo masih bisa main,” tambahnya.
Terpisah, Anggota Senior Ngesti Pandowo, Budiono Lee menyampaikan dalam rentan waktu lima bulan, pihaknya sedang berusaha setiap minggu tampil di open theater. Hal ini diupayakan agar mereka bisa membuktikan ke masyarakat umum bahwa Ngesti Pandowo masih tampil.
“Tentunya dengan kemasan-kemasan yang kita sesuaikan dengan open theater itu. Ini rencana mau dirapatkan untuk teknis itu,” lanjutnya.
Lebih lanjut, ia mengakui memang awal adanya renovasi itu ada kekhwatiran perihal libur yang terlalu lama. Namun, dirinya sudah merasa lega setelah berkoordinasi dengan pemerintah. (int/adf)