SEMARANG, Joglo Jateng – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Tengah menyebut ada empat wilayah di Pantai Selatan (Pansela) Jawa Tengah (Jateng) rawan terkena gempa bumi megatrust. Empat wilayah Pansela tersebut ialah Kabupaten Purworejo, Wonogiri, Cilacap, dan Kebumen.
Kepala Bidang Kedaruratan BPBD Jateng, Muhammad Chomsul mengatakan, megathrust adalah pertemuan antarlempeng tektonik Bumi di zona subduksi, yakni titik di mana satu lempeng meluncur ke bawah lempeng lain, yang biasanya ada di lautan. Ancaman dari megathrust adalah gempa besar dan tsunami raksasa.
“Potensi tsunami (megatrust) di Jateng ada empat kabupaten, Purworejo, Wonogiri, Cilacap, dan Kebumen. Di sana memang ada potensi ancaman megatrust kalau gak salah 8,9 magnitudo,” ujarnya, belum lama ini.
Chomsul menekankan bahwa masyarakat tidak perlu panik dengan maraknya informasi tentang akan adanya gempa megatrust. Justru menurutnya dengan informasi itu masyarakat harus lebih waspada dan menyiapkan lamgkah antisipasi.
“Ini tentunya bukan jadi berita yang membuat masyarakat trauma dan takut, tapi sebenernya jadi waspada. Memang ada potensi di situ (Pansela), yang kita semua harus tahu, menyadari, sehingga dengan kondisi ancaman itu kita bisa lebih wadpada,” katanya.
Menurutnya, BPBD bersama BNPB terus berupaya melakukan penguatan kapasitas masyarakat di wilayah Pansela. Bahkan pada tahun 2019 menggelar Ekspedisi Desa Rawan Tsunami untuk memberikan edukasi hal yang harus dilakukan saat terjadi gempa dan tsunami.
Sebagai langkah preventif, pihaknya bersama BPBD setempat akan melakukan edukasi terkait kesiapan di level keluarga saat menghadapi gempa bumi. “Kalau bencana gempa muncul korban jiwa kan karna panik, yang seharusnya itu tidak timbul korban, tapi karena panik ga tau mau kemana cari keluarga, balik lagi pas evakuasi, itu di Jogja kemarin banyak korban,” ungkap dia.
Terpisah, Kepala Stasiun BMKG Geofisika Banjarnegara Heri Susanto Wibowo membenarkan keempat wilayah di Pansela Jateng tersebut rawan terkena gempa bumi megatrust dengan kekuatan 8 magnitudo.
Sebab berdasarkan pemetaan kegempaan yang dilakukan Stasiun BMKG Geofisika Banjarnegara, wilayah itu memiliki jarak paling dekat dengan pertemuan lempeng subduksi yang dapat memicu gempa berkekuatan tinggi.
“Untuk Jawa Tengah sendiri potensinya ada di pantai selatan karena di sana ada di titik sumber gempa dan juga area pertemuan lempeng zona subduksi tersebut,” kata Heri saat dihubungi, belum lama ini.
Menurutnya, gempa megathrust karena memiliki resiko kerusakan bangunannya cukup besar. Meski demikian warga diimbau tidak panik dan tetap beraktivitas seperti biasa karena potensi gempa tidak bisa diperdiksi kapan akan terjadi.
“Kami harapkan dan mengimbau masyarakat tetap tenang, tidak perlu khawatir berlebihan. Karena kapan waktunya terjadi itu kita tidak pernah bisa memprediksinya. Jadi sebaiknya tetap beraktifitas seperti biasa sambil waspada,” katanya. (luk/gih)