SEMARANG, Joglo Jateng – Psikolog Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Semarang, Iis Amalia menyatakan bahwa bercanda bisa menjadi pemicu asal terjadinya bullying. Dirinya menyebut, hak tersebut sering kali tidak disadari oleh semua orang selama proses bersosialisasi, baik dengan orang terdekat maupun orang lain.
“Pemicu awalnya adanya bullying itu adalah bercanda. Jika dua pihak ini menyetujui bahan bercandaan itu artinya aman (secara mental, Red.). Tetapi kalau salah satu pihak tidak setuju itu bisa dianggap bullying. Itu yang tidak kita sadari,” ucapnya saat dihubungi Joglo Jateng, Selasa (20/8/24).
Dirinya berpesan kepada masyarakat untuk juga perlu mengetahui hal-hal apa saja yang boleh maupun tidak boleh dikatakan saat hendak bersosialisasi kepada orang lain. Hal itu diupayakan agar tidak menyinggung perasaan orang yang kita ajak bicara.
“Bullying itu tidak menjadi mental kita makin kuat, tetapi justru membuat mental tidak sehat. Banyak orang disekitar kita masih menormalisasikan budaya bullying yang pernah dialami sejak dulu. Mental semua orang gak sama, satu orang mungkin bisa merespon bullying, tetapi ada juga yang sebaliknya,” pungkasnya. (int/adf)