KUDUS, Joglo Jateng – Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Kudus kedua kalinya berhasil meraih pencapaian pengelolaan program TBC terbaik kedua 2024 dari 35 Kabupaten/Kota se Jawa Tengah. Penghargaan diserahterimakan dalam workshop standar prosedur operasional skrining tuberculosis dan penyandang diabetes mellitus oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, Rabu (21/8).
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Kudus, Andini Aridewi, melalui Wakil Supervisor TBC, Andi Purwono menjelaskan, raihan penghargaan tersebut dinilai dari tiga hal. Capaian Standar Pelayanan Minimal (SPM), capaian keberhasilan pengobatan dan capaian notifikasi kasus atau treatment coverage.
“Pada 2023 lalu, Standar Pelayanan Minimal (SPM) tercapai 106 persen dari target 100 persen. Sementara per Agustus 2024 telah tercapai 80 persen dengan rincian 10.259 suspect dari target sebesar 12.867 suspect,” jelasnya kepada Joglo Jateng.
Adapun di 2024 ini, pihaknya menargetkan capaian notifikasi kasus atau treatment coverage sebesar 90 persen. Per Agustus saat ini telah tercapai 65 persen.
“Tahun lalu, ketercapaian treatment coverage ini mencapai 107 persen. Sehingga kami optimis di Desember nanti bisa mencapai 90 persen bahkan lebih,” tandasnya.
Yang ketiga capaian keberhasilan pengobatan atau treatment success rate (TSR). Pada tahun ini, lanjut Andi, Dinas Kesehatan Kudus menargetkan capaian hingga 90 persen. Sementara data capaian pada tahun 2023 lalu mencapai 89 persen.
“Sehingga tahun ini jumlah pasien yang diobati sampai dengan Agustus dan ada kesembuhan mencapai 90 persen. Angka kesembuhan tersebut diambil dari data pengobatan Januari- Juli 2023,” sambungnya.
Capaian itu, kata Andi, tentu tidak terlepas dari praktik baik kerjasama lintas sektor dalam program tuberculosis di Kabupaten Kudus. Termasuk kolaborasi bersama SK Tim Sekretariat Percepatan TBC, PMO dan peran kader kesehatan bahkan lintas OPD.
“Kami juga telah membentuk Rencana Aksi Daerah (RAD) yang terdiri lintas OPD dan lintas sektor dengan program masing-masing. Yaitu bergerak menangani TBC di sektor pendidikan, desa maupun kolaborasi antara puskesmas, klinik pratama dan dokter praktik mandiri (TPMD),” katanya.
Andi berharap dengan adanaya capaian ini, target capaian eliminasi TBC tingkat Jawa Tengah di 2028 dan tingkat nasional di 2030 bisa tercapai. Tentunya dengan semakin banyaknya pasien yang ditermukan semakin banyak juga yang sembuh dan terobati. (cr1/fat)