JEPARA, Joglo Jateng – Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPRD) Kabupaten Jepara Haizul Ma’arif meminta kepada Pemerintah kabupaten (Pemkab) untuk mendahulukan skala prioritas pembangunan. Tujuannya agar program prioritas 2024 dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dapat terealisasi secara optimal.
Hal itu, Gus Haiz tegaskan usai menyoroti pembangunan Pasar Bangsri, Kecamatan Bangsri yang tak kunjung selesai.
“APBD kita memang berat ya. Tapi, jangan kemudian dijadikan kambing hitam atau alasan bagi perencanaan. Artinya, perencanaan harus disiapkan dengan matang oleh Pemkab. Bukan ingin bangun ini itu tapi tidak berjalan maksimal,” jelasnya kepada Joglo Jateng, Senin (26/8/2024).
Gus Haiz menekankan pentingnya pemetaan program prioritas dan sumber pendanaan, serta mendahulukan pembangunan yang urgent kemudian menyelesaikannya. Sehingga, kasus daripada pembangunan Pasar Bangsri yang belum usai tidak terulang lagi.
Apabila terjadi defisit anggaran, lanjutnya, maka perlu mendorong pertumbuhan ekonomi melalui kebijakan fiskal. Seperti, mengurangi pengeluaran dan meningkatkan pajak daerah.
“Pemerintah daerah ini kan tangan panjang dari pemerintah pusat. Kalau ada hal keberatan, bagaimana bisa mengadvokasi agar tidak terjadi defisit,” terangnya.
Lebih lanjut, Gus Haiz juga menyoroti perlunya evaluasi terhadap program-program yang ada. Pemkab harus memastikan program prioritas RPJMD. Sebab, pembangunan infrastruktur pasar merupakan salah satu kunci untuk meningkatkan perekonomian warga sekitar.
“Evaluasi yang perlu dilakukan adalah di perencanaan. Meskipun perencanaan di Badan Pendapatan Daerah (Bappeda). Namun, tanggung jawab ada di masing-masing OPD,” tegasnya.
Diketahui, kelanjutan pembangunan Pasar Bangsri untuk tahun ini terancam gagal terlaksana. Lantaran, saat ini Pemkab Jepara tengah melakukan penyesuaian anggaran atau refocusing terhadap beberapa target kegiatan.
Untuk tahun ini, dari keterangan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Jepara telah mengajukan Rp 30 miliar. Namun, alokasi yang didapat hanya Rp 14 miliar. (cr4/gih)