PATI, Joglo Jateng – Kastomo resmi menjadi Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Pati periode 2024-2029. Kader Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini telah dilantik bersama 49 anggota DPRD Pati lainnya, Selasa (27/8/24).
Sebagaimana diketahui, Kastomo berhasil memperoleh sebanyak 9.812 suara pada Pemilihan Legislatif (Pileg) 2024 di daerah pemilihan (Dapil) empat. Meliputi Kecamatan Jakenan, Jaken, Winong dan Pucakwangi.
Lelaki asal Desa Kudur Kecamatan Winong Pati ini memiliki perjalanan panjang. Ia lahir dan dibesarkan dalam keluarga “kampung” sebelum terpilih sebagai legislator di Pati.
Tidak banyak orang menyangka dan menduga, berasal dari perjalanan pendidikan yang biasa-biasa saja, bahkan dipandang secara akademik tidak di atas rata-rata. Tetapi dia tekun dan disiplin, kini mampu hadir sebagai wakil rakyat, penyambung lidah kepentingan rakyat.
Kastomo berasal dari putra keluarga petani dan orang tuanya merantau ke Sumatera sebagai penderas karet. Pada masa tingkat sekolah dasar, Kastomo kecil ikut nenek, dibesarkan dalam keluarga nenek, sebab orang tua harus merantau.
Perjalanan pendidikan Kastomo kecil di masa jenjang pendidikan menengah, dia tempuh di MTs dan MA Abadiyah sambil Mondok di PP An-Nur Mojolawaran di bawah asuhan almarhum al-Maghfur ulah KH. Nur Sa’id.
Semasa menempuh pendidikan formal dan non formal, Kastomo kecil teguh dan tekun fokus belajar dan aktif menjadi pengurus pondok pesantren. Ia menjadi pengurus HISMA di MA Abadiyah. Karena terbiasa sejak di pondok di organisasi, jiwa organisasinya sudah tertanam sejak dini.
Setelah lulus MA Abadiyah, Kastomo yang sudah beranjak dewasa menjatuhkan pilihan melanjutkan studi pendidikan tingginya ke Universitas Islam Malang (UNISMA), dengan jurusan Bahasa Inggris FKIP. Semasa kuliah, dirinya bermusyawarah dengan orang tua apakah kuliah sambil bekerja membantu biaya atau tetap berorganisasi, belajar menempa diri mengelola organisasi, belajar menata kemandirian dan kematangan diri sebagai organisatoris yang lebih akrab disebut aktivis.
“Akhirnya orang tua memberi restu agar dewasa belajar berorganisasi sebagai bekal pengalaman hidup ke depan. Tidak banyak orang tua seperti itu, sebab umumnya hanya punya pikiran agar anak kuliah, cepat selesai studi dan mendapatkan pekerjaan. Beruntunglah yang mendapatkan restu dari orang tua belajar berorganisasi,” ujarnya.
Dengan pengalaman ini, Kastomo semakin kokoh dan kuat dalam menata dan menimba pengalaman organisasi. Dia memilih Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) sebagai rumah kaderisasi dan penggemblengan keorganisasiannya di organisasi eskternal kampus hingga diberikan amanah sebagai wakil ketua tingkat fakultas Rayon Al Kindi Komisariat Unisma.
Merasa tidak puas hanya belajar dan berproses di PMII, ia juga berproses dan menempa diri. Sehingga, kemudian terpilih menjadi Sekretaris HMJ Bahasa Inggris, Gubernur Mahasiswa FKIP Unisma.
“Ada cerita yang mungkin karena bukan garis tangannya untuk naik di level organisasi internal kampus, pernah juga akan dicalonkan Presiden Mahasiswa Unisma. Tetapi saya kemudian mengambil pilihan lain, harus menyelesaikan tugas semester akhir sarjana, lulus di Februari 2006 agar beban ekonomi orang tua tidak berat,” ungkapnya.
Perjalanan studi dan organisasi di Malang berakhir pada 2007, Kastomo kembali ke Pati untuk mengamalkan ilmunya sebagai pengajar di MTs-MA Abadiyah Kuryokalangan Gabus. Di mana dulu juga alumni saat belajar, juga terlibat sebagai pendamping desa.
Panggilan pengabdian dan perjuangan di kampung halaman menjadi titik awal seorang Kastomo memikirkan kemajuan daerahnya. Sambil melaksanakan tugasnya sebagai pengajar di sekolah, Kastomo tetap dan terus aktif organisasi sosial dan keagamaan menjadi ketua takmir Masjid di desa Kudur, Sekretaris PAC GP Ansor Kecamatan Winong dan pernah jadi Ketua PAC GP Ansor Kecamatan Winong dan Pengurus PC GP Ansor Pati.
Kini di 2024, Kastomo masih menjadi Wakil Ketua MWC NU Kecamatan Winong. Darah organisasinya terus hidup dan semakin menggerakkan setiap langkahnya untuk memberi warna terhadap kehidupan kampung halamannya. Hingga kemudian masuk dunia politik dengan bergabung kepada Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Pati.
Terhitung sejak 2009, Kastomo pernah menjadi Sekretaris dan Ketua DKC Garda Bangsa Pati, kini menjabat sebagai Wakil Ketua DPC PKB Pati dan Ketua PAC PKB Kecamatan Winong. Sebagai upaya menerjemahkan mimpi politiknya memperjuangkan kepentingan rakyat, pada 2014 Kastomo mengawali pencalonan legislatif melalui PKB dengan memperoleh suara ke dua sejumlah 3.600, namun dewi fortuna belum berpihak kepada dirinya.
Pada 2019, ia tidak mencalonkan diri kembali sebagai calon legislatif di Pati, namun tim sukses pemenangan Marwan Ja’far sebagai calon anggota DPR RI dan mengantarkan Marwan Ja’far terpilih sebagai DPR RI FPKB. Sehingga Kastomo diangkat menjadi Tenaga Ahli DPR RI sejak 2019-2024.
Pada 2024, ia sebagai bagian dari kerja berpolitik untuk berjuang langsung di parlemen demi kemaslahatan ummat. Lalu, dia kembali memutuskan mencalonkan sebagai caleg DPRD Pati.
Perjalanan dan perjuangan panjang berliku membuahkan hasil, mengantarkan dirinya terpilih sebagai anggota DPRD Pati periode 2024-2029 dengan suara tertinggi sejumlah 9.812 suara. Kastomo saat pencalegan bersosialisasi mengkampanyekan dengan Moto Kastomo Muda Sederhana Insyallah “Amanat, Ngerumat dan Merakyat”. Karena selalu dekat dengan masyarakat dan terbukti banyak membantu infrastruktur desa, pendidikan dan pemberdayaan masyarakat, maka ini bagian dari doa perjuangan para pemilih yang setia menitip amanah perjuangan kepadanya.
Setelah menjadi anggota DPRD Pati ini, Kastomo menilai ada banyak tugas yang harus ia jalankan. Mulai dari mengawal perbaikan di sektor pembangunan hingga pertanian.
“Banyak pekerjaan rumah untuk kemajuan Pati, baik infrastruktur yang masih rusak, pertanian kekurangan air, pendidikan masih belum maju, kesejahteraan masyarakat kurang diperhatikan, maupun perekonomian yang belum stabil. Mari kita kawal secara bersama-sama untuk mendukung kesejahteraan rakyat Pati,” terangnya.
Kastomo menilai, ada beberapa sektor yang perlu mendapatkan pengawasan. Di antaranya terkait penanganan bencana dan pembangunan infrastruktur. “Di musim kemarau ini, di daerah Pati khususnya bagian Selatan mengalami kekeringan. Sehingga masa tanam kedua, banyak tanaman padi petani puso. Kemudian infrastruktur, masih banyak kurang baik sehingga perlu mendapatkan perhatian serius,” tegasnya.
Persoalan lain yang harus menjadi perhatian serius pemerintah daerah yakni pengentasan kemiskinan. Menurutnya, penyelesaian persoalan ini salah satunya dengan mendukung pertumbuhan sektor UMKM.
“Masalah kemiskinan di Pati masih cukup tinggi. Sehingga harapannya ada upaya dari pihak pemerintah untuk menurunkan angkanya. Misalnya dengan mendukung pertumbuhan UMKM lokal yang selama ini sudah menggeliat,” sebutnya.
Tak hanya itu, setelah menjadi anggota DPRD Pati, ia siap mengawal kesejahteraan para guru yang mengajar di sekolah swasta. Sebab selama ini menilai nasib mereka masih belum mendapatkan perhatian serius dari pihak terkait.
“Tugas saya sebagai santri tentunya juga akan memperjuangkan guru-guru di madrasah yang kurang perhatian. Mereka masih banyak yang mengeluh nasib tentang kesejahteraan,” pungkasnya.(lut/sam)