Dosen dan Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Semarang Beri Pendampingan Warga Bandarharjo untuk Cegah Stunting

SUASANA: Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Semarang melaksanakan pengabdian masyarakat untuk pencegahan stunting di Wilayah Puskesmas Bandarharjo Semarang, belum lama ini. (DOK. PRIBADI/JOGLO JATENG)

SEMARANG, Joglo Jateng – Dosen dan Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Semarang melaksanakan pengabdian masyarakat di Wilayah Puskesmas Bandarharjo sejak Juli lalu dan akan berakhir pada akhir Agustus ini. Pengabdian ini dilakukan dalam rangka pencegahan stunting di Ibu Kota Jawa Tengah. Kegiatan bertajuk Smart Guidance Modul dan Real Action tersebut ditujukan untuk seluruh masyarakat. Mulai dari kader, para remaja, usia pranikah hingga ibu hamil.

Anggota Peneliti Pengabdian Masyarakat, Sri Wahyuni menyampaikan bahwa kegiatan ini sejalan dengan visi misi Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Semarang. Yakni sebagai perguruan tinggi yang berkecimpung dalam pendidikan tenaga kesehatan, berkewajiban juga untuk menyelenggarakan pengabdian masyarakat guna melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi.

Baca juga:  15 Parpol Deklarasi Menangkan Ahmad Luthfi-Gus Yasin

“Kami berusaha ikut berperan dalam peningkatan kualitas kesehatan dan kesejahteraan masyarakat dalam tema upaya pencegahan stunting (melalui, Red.) Smart Guidance Modul dan Real Action pada kader, remaja, usia pranikah dan ibu hamil di wilayah Puskesmas Bandarharjo Semarang,” katanya pada Joglo Jateng, Rabu (28/8/24).

Yuni mengemukakan, permasalahan stunting selama ini sudah ada. Namun, upaya-upaya pencegahan belum maksimal dan sasarannya belum diperluas. Oleh karena itu, pihaknya meyakini bahwa pendekatan kepada kader, remaja, pranikah dan ibu hamil menjadi sanagat penting.

“Kader ini merupakan penggerak di masyarakat untuk itu pemberian refreshing (pencegahan, Red.) stunting pada kader sangat tepat. Sementara remaja dan usia pranikah adalah awal yang sangat penting untuk intervensi pendidikan kesehatan dalam pencegahan stunting,” jelasnya.

Baca juga:  Agustina: Kita Sendirian, Bocahe Dewe Kabeh

Upaya pencegahan awal pada masa remaja dinilai sangat tepat. Khususnya pada remaja putri yang akan melahirkan generasi dimasa yang akan datang.

“Pengetahuan dan keterampilan untuk remaja, praranikah dan ibu hamil harus selalu diperbarui dan ditingkatkan agar bisa memberikan perawatan yang terbaik kepada putra putrinya,” tegas Yuni.

Sementara itu, Anggota Peneliti Pengabdian Masyarakat Heny Rosiana menyebut tujuan kegiatan ini untuk memberikan pendidikan kesehatan dengan media smart edukasi. Termasuk melalui modul pada remaja, pranikah dan ibu hamil di Kelurahan Bandarharjo.

“Kami ingin meningkatkan pemahaman masyarakat Kelurahan Bandarharjo untuk lebih memahami pendidikan kesehatan. Tentu dengan menggunakan media smart edukasi melalui modul pada remaja, pranikah dan ibu hamil kami,” tutupnya.

Baca juga:  Kota Semarang Diharapkan Lolos Verifikasi STBM Award

Lebih lanjut, Anggota Peneliti Rafika Fajrin menjelaskan bahwa pada kegiatan tersebut pihaknya melakukan sejumlah penyuluhan bagi remaja. Antara lain sesi konseling dan sosialiasi dalam hal pemanfaatan bahan pangan lokal untuk membuat makanan tambahan yang bergizi bagi anak-anak balita.

“Mengadakan sesi konseling dilakukan untuk remaja mengenai pentingnya kesehatan reproduksi dan gizi sebelum kehamilan. Memperkuat peran kader kesehatan dalam mendeteksi dan mencegah stunting di komunitas. Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat, terutama ibu hamil dan ibu menyusui, tentang pentingnya asupan gizi seimbang dan pola asuh yang tepat dalam mencegah stunting,” tandasnya. (luk/adf)