Udinus Beri Ruang untuk Tampilkan Karya Seni di Platform Digital

SUASANA: Para pengunjung tengah melihat pameran bertema Tradisional Modern, Harmoni 2 Rasa di Tan Art Semarang, belum lama ini. (LU'LUIL MAKNUN/JOGLO JATENG)

SEMARANG, Joglo Jateng – Di tengah pesatnya perkembangan teknologi, para seniman kini mendapatkan wadah baru untuk menampilkan karya-karya mereka secara virtual. Melalui fitur inovatif bernama Galeri Maya atau disingkat Gaya, yang kini telah diluncurkan di website Tan Art Space (tanartspace.com), para pelukis kini bisa mengakses pameran digital tanpa biaya.

Fitur ini diinisiasi oleh Pusat Kajian di Fakultas Ilmu Komputer Universitas Dian Nuswantoro (Udinus), bernama Computer Science, Science, In Art, and Culture (CSAC). Gaya bertujuan untuk menghimpun banyak pelukis, memberikan ruang bagi mereka untuk menampilkan karya seni rupa mereka secara gratis di platform digital.

Wakil Dekan Fakultas Ilmu Komputer Udinus, Ahmad Zainul Fanani menyatakan bahwa program ini merupakan upaya untuk menjaga dan melestarikan budaya di tengah kemajuan teknologi. CSAC mendukung para seniman melalui riset dan pengabdian.

Baca juga:  KPU Jateng Nyatakan Luthfi-Yasin dan Andika-Hendi Lolos Tes Kesehatan

“Kami berharap kolaborasi ini dapat melibatkan pemerintah, industri, dan komunitas untuk menjaga nilai-nilai budaya melalui teknologi,” jelasnya, belum lama ini.

Ketua Tim Peneliti CSAC Udinus, Heribertus Himawan menambahkan bahwa keterbatasan ruang fisik untuk pameran menjadi alasan utama diciptakannya Gaya. Dalam menjalankan programnya, CSAC menerapkan model pentahelix dengan melibatkan para akademisi Udinus, BPTIK Dikbud Jateng, Museum Jateng, Tan Art Space. Sedangkan komunitas untuk kegiatan kali ini melibatkan para pelukis di Indonesia dan media.

“Kami ingin membantu para pelukis agar karya mereka bisa lebih cepat dipamerkan tanpa terbatas oleh ruang fisik. Dengan Galeri Maya, pelukis dari berbagai aliran dapat menampilkan karya mereka secara bebas. Setiap pelukis bisa menampilkan karyanya secara gratis, dan jika ada transaksi, baru akan dikenakan biaya,” paparnya.

Baca juga:  Siap Hadiri Muktamar, PKB Semarang Bawa SK Pengurus ke Pengadilan

Kegiatan yang diselenggarakan oleh CSAC bagi para seniman Indonesia itu dijadwalkan berlangsung pada 26 Agustus – 6 September 2024. Pameran bertajuk Tradisional Modern, Harmoni 2 Rasa ini juga akan menyuguhkan puluhan narasumber dari kalangan akademisi. Mereka akan membahas pekembangan dunia teknologi dan seni di Indonesia.

Dony Hendro Wibowo, pemilik Tan Art Space, menyambut baik kolaborasi ini. Dengan adanya Galeri Maya, impian untuk membawa karya seni rupa ke pasar internasional makin mendekati kenyataan.

“Web ini akan mengangkat Tan Art Space dan seniman lokal ke panggung global,” ujarnya.

Baca juga:  Kemenkes bakal Integrasikan Layanan Primer Kesehatan melalui Posyandu

Dari sisi komunitas pelukis, Goenarso, salah satu perwakilan seniman, mengapresiasi langkah Udinus dan Tan Art Space dalam memberikan ruang bagi seniman untuk tetap produktif di era digital. Baginya, ini adalah peluang besar bagi para seniman untuk lebih dikenal dan diapresiasi di dunia internasional.

“Teknologi tidak lagi menjadi hambatan, tetapi justru menjadi jembatan bagi seni rupa,” ungkapnya. (luk/adf)