Kudus  

BUMDes Bumi Nawasena Aktif di Dua Bidang Usaha

RESMI: Penetapan BUMDes Bumi Nawasena yang ditandai dengan penyerahan SK dari kepala desa kepada direktur BUMDes di Aula Balai Desa Bacin, beberapa waktu lalu. (DYAH NURMAYA SARI/JOGLO JATENG)

KUDUS, Joglo Jateng – Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Bumi Nawasena, Desa Bacin, Kecamatan Bae, Kudus, kini aktif dalam dua bidang usaha utama. Yakni bimbingan belajar (bimbel) khusus untuk siswa SD dan jasa pembayaran wifi.

Kepala Desa Bacin, Edy Supriyanto mengatakan, meski dengan modal terbatas, harapannya BUMDes bisa menjadi sumber Pendapatan Asli Desa (PAD). BUMDes ini baru berdiri secara resmi pada Juni lalu. Dengan modal penyertaan awal sebesar Rp40 juta.

“Yang penting BUMDes ini bisa menghasilkan, tidak hanya menghabiskan modal saja. Semoga nanti bisa menambah PAD kalau usaha sudah berjalan dengan baik,” ujarnya, Senin (2/9/24).

Baca juga:  DPC PPP Kudus Dukung Bacabup yang Selaras dengan Visi Misinya

Sementara itu, Direktur BUMDes Bumi Nawasena, Agung Prasetyo memiliki alasan terkait usaha bimbel yang didirikan. Hal ini karena kurangnya perhatian terhadap pendidikan tambahan bagi anak-anak SD di Desa Bacin.

“Bimbel ini sudah mulai berjalan sejak awal Juli, dengan jumlah peserta mencapai 20 siswa. Kami memiliki lima pengajar dan jadwal bimbel dilaksanakan tiga kali seminggu. Yakni Senin, Rabu, dan Jumat,” jelasnya.

Meski biaya bimbel cukup terjangkau, dengan Rp5.000 per pertemuan, beberapa orang tua masih merasa biaya tersebut cukup mahal. Namun, respons dari orang tua umumnya positif. Terutama setelah melihat perkembangan anak-anak mereka.

Baca juga:  Paskibra Kudus Jadi Role Model Nasionalisme Generasi Muda

“BUMDes ini, kami berencana untuk mulai membuka kelas semi-privat dan privat mulai bulan ini. Sebagai bentuk pengembangan layanan bimbel,” tuturnya.

Selain bimbel, BUMDes Bumi Nawasena juga menyediakan jasa pembayaran wifi, meski saat ini hanya berfokus pada layanan tersebut. Di masa mendatang, BUMDes merencanakan ekspansi usaha, termasuk jasa pembayaran PPOB, Pamsimas, serta pengelolaan green house untuk hidroponik atau akuaponik. Yang nantinya akan dimulai tahun depan.

“Saat ini, pengelolaan BUMDes masih dilakukan secara kolektif oleh para pengurus, karena belum ada pembagian tugas yang lebih terstruktur. Kami juga belum memiliki gedung BUMDes sendiri, jadi untuk tempat bimbel, kami masih harus menyewa,” tutup Agung. (cr3/fat)