SEMARANG, Joglo Jateng – Kelenteng Tay Kak Sie membagikan 5.000 paket sembako kepada warga di tiga kelurahan. Yaitu Kelurahan Kranggan, Kelurahan Purwodinatan, dan Kelurahan Kauman.
Kegiatan amal ini diadakan dalam rangka Perayaan King Hoo Ping atau Festival Kesejahteraan. Yaitu tradisi yang dilakukan setiap tahun untuk mengenang dan menghormati arwah yang telah meninggal dunia, baik dari keluarga maupun orang lain. Perayaan ini selalu dilaksanakan pada tanggal 15 bulan ketujuh menurut kalender Imlek.
Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu, mengapresiasi Kelenteng Tay Kak Sie yang rutin menggelar kegiatan bakti sosial. Menurutnya, ini merupakan dukungan dari masyarakat Tionghoa kepada warga sekitar.
“Kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh pengurus Kelenteng Tay Kak Sie yang sudah memberikan support kepada masyarakat. Ini menjadi suatu contoh bahwa keberagaman agama tidak mengurangi rasa untuk saling berbagi, gotong royong, dan menjadikan masyarakat makin sejahtera,” ucapnya melalui keterangan tertulis yang diterima Joglo Jateng, Senin (2/9/24).
Ia menambahkan, bakti sosial yang dilakukan oleh pihak Kelenteng Tay Kak Sie sangat bermanfaat bagi masyarakat, terutama lansia. Menurut Mbak Ita, hak ini yang sangat dibutuhkan serta sebagai sarana untuk mengendalikan inflasi.
Dirinya juga mendoakan agar perayaan ini membawa berkah dan membawa kemudahan baik bagi umat maupun pengurus Kelenteng Tay Kak Sie. Kegiatan bakti sosial seperti ini, menurutnya, menjadi salah satu wujud nyata dari semangat gotong royong dan kepedulian sosial di tengah masyarakat yang beragam.
Sementara itu, salah satu penerima bantuan, Tio Tjai (67) bersyukur karena menjadi salah satu warga yang mendapatkan paket sembako ini. Adapun isi paket tersebut, meliputi beras, gula, mi instan dan teh.
“Puji syukur, ya. Semoga kebaikan melimpahi yang memberi,” harapnya.
Untuk diketahui kelenteng ini rutin memberikan bantuan kepada warga yang membutuhkan setiap tahunnya. Pada tahun 2023 lalu, Kelenteng Tay Kak Sie memberikan 20 ton beras kepada masyarakat tidak mampu, di mana setiap penerima mendapatkan 5 kilogram beras. (int/adf)