SEMARANG, Joglo Jateng – SMK Pendidikan Industri Kayu Atas (PIKA) Kota Semarang berkesempatan mengerjakan kursi yang akan diduduki oleh Paus Fransiskus dalam acara Misa Suci bersama yang akan dilaksanakan di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta pada Kamis (5/9) mendatang. Mereka telah berhasil membuat dua buah kursi, yakni satu kursi rotan dan satu kursi sofa.
Kepala SMK PIKA, FX Martono menjelaskan, pesanan kursi untuk Paus Fransiskus berawal sejak 3 Februari 2024 lalu. Saat itu, ia menerima pesan dari Paroki Gereja Katedral Jakarta tentang kesiapan SMP PIKA dalam membuat kursi khusus.
Menerima kabar itu, Martono langsung menyanggupinya. Ia bahkan siap menjadi quality control (QC) selama proses pengerjaan. “Kami kemudian menggambar 2 desain kursi. Ukurannya sudah ada dari panitia, tinggi harus berapa, lebar berapa, tapi sisi bentuk kami boleh eksplor,” katanya di Semarang, belum lama ini.
Martono menuturkan, ada alasan tersendiri mengapa memilih jenis kursi rotan dan sofa itu. Yang pertama, kursi rotan menggunakan bahan rotan dan kayu jati. Keduanya merupakan kayu ciri khas yang menggambarkan Indonesia. Ditambah, ia memilih model gunungan seperti yang ada di wayang khas budaya Indonesia.
Sementara untuk kursi sofa menggunakan bahan beech, kayu yang berasal dari Eropa. Alasannya sederhana, karena stoknya hanya ada itu. Meski begitu, warna kayu beech juga bagus dengan kualitas yang tahan rayap dan serangga.
Martono menyebut jika proses paling lama bukanlah proses pengerjaan. Akan tetapi pemilihan desain. “Ada pesan panitia, Paus Fransiskus ternyata menginginkan desain yang sederhana. Kami udah pusing-pusing bikin yang mewah tapi ternyata malah ditolak dan terpilih yang sederhana,” kekehnya.
Adapun proses produksi dari awal sampai akhir memakan waktu sekitar 3,5 bulan. Tanggal 30 Mei lalu, kedua kursi telah sampai ke Jakarta untuk pengecekan oleh tim dari Vatikan.
Ditanya harga, Martono tampak malu-malu. ia menganggap, tidak ada harga yang sebanding dengan niat ketulusan persembahan untuk Paus Fransiskus.
Bisa dianggap, dua kursi buatan SMK PIKA untuk Paus Fransiskus ini gratis. Martono menyebutnya sebagai hadiah dari SMP PIKA untuk Paus Fransiskus. Di bagian bawah kursi, SMK PIKA lalu membuat sebuah tulisan dengan huruf Jawa. Yang artinya, “Persembahan dari Keluarga besar SMK PIKA Semarang”.
“Dari awal kami sampaikan ke pemesan, kami nggak akan menghitung harga, pokoknya kita buat semaksimal mungkin dan itu jadi persembahan dari keluarga PIKA,” ucapnya.
Dalam proses pengerjaannya, pihak sekolah kemudian berkomitmen melibatkan siswa-siswi SMK PIKA. Ada sekitar 8 siswa dari berbagai tingkat, jenis kelamin, hingga agama yang ikut mengerjakan kursi ini.
Beberapa siswa yang terlibat antara lain Angellica Darmawan (Budha), Andrew Yulius Purnomo (Kristen), Angela Gregoria (Katolik), Achmad Rayyan Athallah (Islam), dan Antonio roberto zonggonau (Katolik).
Andrew mengaku bangga bisa terlibat langsung dalam pembuatan kursi untuk Paus Fransiskus. Mulai dari proses pembahanan, konstruksi, perakitan, pengamplasan, hingga finishing. Menurutnya, proses tersulit adalah saat tahap desain. Saat itu, ia menerima kritik dan saran baik dari guru maupun tim langsung dari Vatikan.
Kendati demikian, ia merasa puas bisa menyelesaikan dua kursi untuk Paus Fransiskus. Terlebih, ia bisa bekerja sama dengan teman-teman dari berbagai latar belakang.
“Bisa belajar toleransi dan bekerja sama, bagaimana bekerja dalam sebuah tim untuk membuat kursi untuk Paus Fransiskus ini. Kami juga diajarkan untuk terus menghargai dan menghormati satu sama lain,” tandasnya. (luk/gih)