Kemenag Rembang Canangkan 2 Kampung Moderasi Beragama

SALAM: Kemenag Rembang melakukan foto bersama saat pencanangan kampung moderasi beragama di Desa Segoromulyo, Kecamatan Pamotan, belum lama ini. (DYAH NURMAYA SARI/JOGLO JATENG)

REMBANG, Joglo Jateng – Program Kampung Moderasi Beragama, sebuah inisiatif dari Kementerian Agama (Kemenag) Republik Indonesia terus berlanjut di Kabupaten Rembang. Program ini merupakan salah satu dari tujuh prioritas Kemenag yang bertujuan memperkuat moderasi beragama di masyarakat.

Berdasarkan data yang diterima Joglo Jateng, di Rembang, program ini pertama kali dicanangkan pada 2023 di Desa Selopuro, Kecamatan Lasem. Kemudian berlanjut pada 2024 di Desa Pangkalan, Kecamatan Sluke, serta Desa Segoromulyo, Kecamatan Pamotan.

Kepala Kantor Kemenag Rembang melalui Kasi Bimas Islam, Sarip mengungkapkan, program ini bertujuan untuk menciptakan toleransi antar umat beragama. Kemudian menghindari kekerasan, dan menanamkan komitmen kebangsaan serta penerimaan tradisi lokal.

Baca juga:  Rembang Raih Juara 1 di Ajang Ampera 2024 Tingkat Jawa Tengah

Informasinya, ia masih menunggu regulasi dan instruksi lebih lanjut dari Kemenag Pusat terkait pelaksanaan program di masa depan. Pada 2025, kemungkinan besar pelaksanaan program akan ditetapkan oleh kemenag kabupaten, namun penentuan lokasinya akan tetap mengacu pada kebijakan pusat.

“Harapannya, desa yang dicanangkan sebagai kampung moderasi beragama akan menjadi contoh dalam kerukunan kehidupan beragama, menciptakan lingkungan yang damai dan tentram,” ujar Sarip Rabu (4/9/24).

Ia melanjutkan, di Desa Segoromulyo, Pamotan misalnya, terdapat keragaman agama. Seperti Islam, Kristen, dan Katolik, meskipun pemeluk agama selain Islam adalah minoritas. Begitu juga di Desa Selopuro. Setelah program dicanangkan, diharapkan desa-desa tersebut akan terus mempromosikan toleransi dan kerukunan antar umat beragama.

Baca juga:  Dindikpora Rembang Usulkan DAK 2025 untuk Sarpras 230 Sekolah

“Meskipun berbeda keyakinan, masyarakat di kampung moderasi ini diharapkan bisa saling menghormati dan membantu satu sama lain dalam kegiatan sosial,” tambahnya.

Kegiatan-kegiatan di kampung moderasi beragama melibatkan seluruh lapisan masyarakat, termasuk umat beragama yang berbeda. Misalnya, saat ada kegiatan pengajian umat Islam, masyarakat yang beragama lain ikut terlibat dalam hal kebersihan dan partisipasi sosial lainnya.

“Ini adalah contoh nyata bagaimana masyarakat bisa hidup berdampingan dalam suasana harmonis, saling menghargai meskipun berbeda agama,” katanya.

Program ini masih dalam tahap awal. Kemenag Rembang berencana untuk melakukan monitoring dan evaluasi lebih lanjut guna memastikan keberhasilan kampung moderasi beragama.

Baca juga:  Lazismu Rembang Salurkan Bantuan ke Guru GTT & Rehabilitasi Gedung TPA

“Monitoring ini penting untuk melihat perkembangan dan dampaknya terhadap masyarakat. Kami akan terus melakukan evaluasi agar tujuan program ini dapat tercapai,” tutupnya. (cr3/fat)