KUDUS, Joglo Jateng – Pemerintah Kabupaten Kudus melalui Dinas Pendidikan Kepemudaan, dan Olahraga (Disdikpora) tengah mengerjakan proyek rehabilitasi atau perbaikan sekolah rusak daerah tersebut. Total terdapat 120 sekolah yang diperbaiki dengan anggaran senilai Rp 22,7 miliar sumber dana APBD Tahun Anggaran 2024.
Rincianya anggaran Rp 19,8 miliar untuk 108 Sekolah Dasar (SD). Kemudian anggaran Rp 2,852 miliar diperuntukkan 12 Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Kepala Bidang Pendidikan Dasar pada Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga (Disdikpora) Kudus, Anggun Nugroho menyebutkan, pengerjaan fisik berjalan semua pada awal September. Karena 80 paket pengerjaan telah selesai kontrak pada akhir Agustus lalu. Ia juga menargetkan seluruh sekolah telah selesai rehab tahun ini.
“Target tahun ini selesai semua agar pelaksanaan pembelajaran sekolah di Kudus bisa berjalan lancar. Kami juga memastikan selama pengerjaan rehab tidak akan mengganggu kenyamanan proses KBM. Sehingga harapannya para guru dapat mengkondisikan siswanya dan menyesuaikan lokasi ketika ada ruang belajar yang direhab,” ujarnya.
Dikatakannya, pembenahan infrastruktur dasar penunjang pendidikan yang difokuskan pada rehab sekolah tahun ini seperti ruang kelas, toilet, atap bangunan, hingga laboratorium. Ke depan, lanjut Anggun, Disdikpora mencoba merangkum beberapa sumber anggaran.
“Sehingga anggaran bisa diarahkan kepada sekolah yang benar-benar membutuhkan. Melalui pendataan lengkap, misal kebutuhan ruang kelas, jamban, perbaikan atap, perbaikan lantai, laboratorium, ruang guru, dan kebutuhan lain. Supaya permasalahan di satu sekolah benar-benar tuntas,” katanya.
Tahun ini, sebanyak 14 sekolah di Kudus juga mendapatkan tambahan alokasi anggaran dari Dana Alokasi Khusus (DAK) sebesar Rp 8,1 miliar. Yaitu anggaran Rp 5,4 miliar untuk tujuh SD dan anggaran Rp 2,7 miliar untuk 7 SMP.
“Anggaran yang bersumber dari DAK berfungsi melengkapi program rehab sekolah yang tidak dapat dijangkau oleh APBD. Besaran anggaran yang didapat oleh masing-masing sekolah berbeda-beda, tergantung pada kebutuhan masing-masing sekolah,” bebernya.
Ia menambahkan, pada APBD Perubahan 2024, rehab sekolah rusak tidak mendapatkan tambahan alokasi anggaran. Namun, pihaknya sudah mengajukan alokasi perbaikan sekolah pada tahun anggaran 2025 mendatang.
Sementara itu, Kepala SD 2 Mlatinorowito, Nita Yuliana menjelaskan, sekolahnya menjadi salah satunya yang mendapatkan rehab sumber dana DAK senilai Rp 189 juta. Yaitu perbaikan ruang kelas 1, 2 dan 3.
“Kondisinya atap kayu lapuk dan atap ambrol karena ini bangunan lama yang berusia sekitar 20 tahunan. Karena membahayakan sehingga butuh rehab segera,” jelasnya.
Lebih lanjut Nita memaparkan, pengajuan perbaikan ini mulai 2023 lalu. Saat itu Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dialihkan di ruang komputer dahulu. Sedangkan kelas lainnya KBM di ruang UKS dan perpustakaan.
“KBM memang tidak terganggu karena kami alihkan. Dan semoga saja perbaikannya cepat selesai dengan target awal Oktober mendatang,” paparnya. (cr1/fat)