Bentuk Kelompok Aksi Penggerak Pencegahan Stunting (KAPPAS) sebagai Upaya Percepatan Penurunan Stunting

FOTO BERSAMA: Akademisi, mahasiswa, dan tenaga kesehatan dari Poltekkes Kemenkes Semarang, serta para tokoh masyarakat, kader kesehatan, dan warga dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat di Kelurahan Muktiharjo Kidul, Kecamatan Pedurungan, Kota Semarang, belum lama ini. (DOK. PRIBADI/JOGLO JATENG)

SEMARANG, Joglo Jateng – Jurusan Rekam Medis dan Informasi Kesehatan Poltekkes Kemenkes Semarang menggelar kegiatan pengabdian kepada masyarakat di Kelurahan Muktiharjo Kidul, Kecamatan Pedurungan, Kota Semarang.

Kegiatan ini bertujuan untuk membentuk Kelompok Aksi Penggerak Pencegahan Stunting (KAPPAS) sebagai upaya percepatan penurunan angka stunting di wilayah tersebut.

KAPPAS merupakan inisiatif yang dikembangkan oleh Jurusan Rekam Medis dan Informasi Kesehatan Poltekkes Kemenkes Semarang sebagai respons terhadap tingginya angka stunting di Indonesia, khususnya di wilayah Kota Semarang.

Kelompok ini akan berfokus pada pengumpulan, pengelolaan, dan pemanfaatan data kesehatan masyarakat untuk menyusun strategi dan intervensi yang tepat dalam mencegah stunting.

Kegiatan ini diinisiasi oleh tim pengabdian masyarakat yang terdiri dari Dr. Irmawati, S.Kp, Ns, M.Kes sebagai Ketua Pengabdi serta anggota yang terdiri dari Zefan Adiputra Golo, SKM, M.Kes; Eliyah, SKM, MKM; Puput Sugiarto, A.Md, SKM; serta mahasiswa Prodi Rekam Medis dan Informasi Kesehatan Program Diploma III.

Baca juga:  Sempat Dihalangi Aparat saat Dampingi Korban Kericuhan

Kegiatan ini dihadiri oleh para akademisi, mahasiswa, dan tenaga kesehatan dari Poltekkes Kemenkes Semarang, serta para tokoh masyarakat, kader kesehatan, dan warga Kelurahan Muktiharjo Kidul.

Tidak hanya itu, pengabdian masyarakat ini juga turut bergabung sebanyak 9 mahasiswa dari Faculty of Medicine Siriraj Hospital, Mahidol University, Thailand. Selama acara, para peserta mendapatkan pelatihan intensif tentang pentingnya pengelolaan data kesehatan, teknik pengumpulan data, serta cara menganalisis dan memanfaatkan data tersebut untuk mendukung program pencegahan stunting.

Menurut Ketua Pengabdi, Dr. Irmawati, S.Kp, Ns, M.Kes, pembentukan KAPPAS diharapkan dapat menjadi model yang dapat direplikasi di wilayah lain.

Baca juga:  Satu Mahasiswa Diperiksa Polrestabes Semarang soal Aksi Demo

“Dengan adanya kelompok ini, kami berharap dapat membantu masyarakat dan pemerintah daerah untuk bersama-sama bekerja dalam upaya pencegahan stunting melalui pengelolaan data yang lebih baik dan akurat,” ujarnya, belum lama ini.

Program ini juga sejalan dengan target nasional untuk menurunkan angka prevalensi stunting di Indonesia menjadi 14% pada tahun 2024. KAPPAS diharapkan mampu meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya kesehatan gizi dan sanitasi, serta bagaimana memanfaatkan data untuk mendukung program-program kesehatan yang lebih efektif.

Selanjutnya, KAPPAS akan bekerja sama dengan Puskesmas dan instansi kesehatan setempat untuk terus memantau perkembangan angka stunting di Kelurahan Muktiharjo Kidul.

Baca juga:  Andika-Hendi Pendaftar Pertama di KPU Jateng

Dengan adanya dukungan dari berbagai pihak, diharapkan upaya ini dapat memberikan dampak positif dalam penurunan angka stunting di wilayah tersebut.

Masyarakat Kelurahan Muktiharjo Kidul menyambut baik program ini dan berharap kegiatan serupa dapat terus dilakukan di masa mendatang untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat dan menurunkan angka stunting.

“Kami sangat berterima kasih kepada Poltekkes Kemenkes Semarang atas inisiatif ini. Semoga dapat membawa manfaat yang besar bagi warga di sini,” ujar salah satu tokoh masyarakat setempat.

Dengan adanya KAPPAS, diharapkan sinergi antara akademisi, tenaga kesehatan, dan masyarakat dapat semakin kuat untuk mencapai tujuan bersama dalam menurunkan angka stunting di Indonesia. (ara/adf)