SEMARANG, Joglo Jateng – Dewasa ini terjadi perubahan arah peningkatan angka kesakitan di masyarakat. Perkembangan angka kesakitan di masyarakat yang semula lebih banyak penyakit menular, saat ini banyak berkembang penyakit tidak menular. Penyakit tersebut di antaranya diabetes mellitus, gangguan jantung, gangguan ginjal, darah tinggi, kolesterol serta asam urat.
Salah satu upaya pencegahan peningkatan penyakit adalah dengan meningkatkan pengetahuan masyarakat. Oleh sebab itu, Jurusan RMIK Poltekkes Kemenkes Semarang menggelar pengabdian kepada masyarakat (pengabmas) bertajuk Pemberdayaan Masyarakat dalam Upaya Pencegahan Penyakit Tidak Menular melalui Peningkatan Literasi Kesehatan Digital di Kelurahan Jabungan.
“Program ini bertujuan untuk membantu masyarakat setempat dalam mencegah penyakit tidak menular (PTM) melalui pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK),” ucap Ketua Tim Pengabdi, Sri Lestari, SKM, M.Kes., belum lama ini.
Ia menjelaskan, kegiatan pengabmas diawali dengan kegiatan senam bersama, pemeriksaan kesehatan serta peningkatan pemberdayaan masyarakat dalam upaya pencegahan penyakit tidak menular. Pemberdayaan masyarakat ini pada dasarnya untuk menyosialisasikan metode pencarian informasi kesehatan yang valid/dapat dipercaya.
“Peningkatan penggunaan smartphone oleh masyarakat diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat melalui literasi digital kesehatan. Masyarakat dapat makin bijak menyaring informasi yang bermanfaat bagi diri dan keluarganya,” kata Sri Lestari.
Pengabmas diikuti oleh tidak kurang dari 30 masyarakat Kelurahan Jabungan yang dengan saksama mengikuti kegiatan tersebut. Bertindak sebagai narasumber yaitu Setya Wijayanta, ST, M.Kes yang merupakan dosen pada Jurusan Rekam Medis & Informasi Kesehatan (RMIK) yang menekuni bidang teknologi informasi.
Sementara itu, Tim pengabdi terdiri dari Sri Lestari, SKM, M.Kes sebagai ketua pengabdi serta anggota terdiri dari Setya Wijayanta, ST, M.Kes dan Puput Sugiarto, A.Md, SKM. Pada kesempatan tersebut ketua tim menyampaikan bahwa penyakit tidak menular salah satu penyebabnya adalah adanya perubahan gaya hidup masyarakat.
“Masyarakat Kelurahan Jabungan yang semula berpencaharian sebagai petani, saat ini berubah profesi sebagai pekerja pabrik. Perubahan tersebut sangat memengaruhi kebiasaan beraktivitas, bersosialisasi, pola makan dan sebagainya. Pekerjaan saat ini dibatasi waktu dan minim aktivitas tubuh sehingga masyarakat sangat jarang berolahraga serta banyak mengonsumsi makanan cepat saji. Dalam jangka waktu tertentu keadaan ini dapat menurunkan tingkat kesehatan masyarakat,” tutur Sri Lestari.
Program pengabdian masyarakat ini merupakan langkah nyata dalam upaya pencegahan PTM melalui pemberdayaan masyarakat. Diharapkan, keberhasilan program ini dapat menjadi model bagi daerah lain untuk mengadopsi pendekatan serupa dalam meningkatkan literasi kesehatan digital masyarakatnya. Kerja sama antara akademisi, pemerintah, dan masyarakat sangat penting untuk menciptakan lingkungan yang mendukung gaya hidup sehat dan mencegah penyakit tidak menular. (hms/adf)