PEMALANG, Joglo Jateng – Tergerak dari berbagai pemberitaan viral terkait permasalahan sampah yang tak kunjung usai, sejumlah pemerintah desa (Pemdes) di Kabupaten Pemalang berbondong-bondong membangun fasilitas Tempat Pengolahan Sampah Terpadu Reduce, Reuse, dan Recycle (TPST 3R). Di mana seluruh sampah yang dibuang masyarakat desa akan dihimpun serta diolah kembali menjadi barang baru berupa bahan tambahan industri, paving block, dan pupuk organik padat maupun cair.
Salah satu yang baru-baru ini di-launching yaitu, TPST 3R di Desa Randudongkal, Kecamatan Randudongkal. Kepala Desa (Kades) Randudongkal Troy Suharto mengatakan, adanya penutupan TPA di Pesalakan awal Agustus lalu merupakan alasan utama berdirinya tempat ini.
Dikatakan bahwa setelah adanya penutupan TPA Pesalakan, puluhan ton sampah yang dibuang masyarakat setiap hari bertambah. Oleh sebab itu, perlu dilakukan pengolahan dan pihaknya bersama pemerintah kecamatan serta dorongan kemudian Pemerintah Kabupaten (Pemkab) me-launching TPST 3R.
“Untuk sekarang skalanya mungkin masih kecil, tetapi alhamdulillah bisa berdiri. Semoga bisa menjadi salah satu solusi untuk masalah sampah di Pemalang,” ucapnya, belum lama ini.
Lebih lanjut, dirinya memaparkan biaya untuk pembangunan infrastruktur pengelolaan sampah ini sebesar Rp500-600 juta. Menilik besarnya anggaran pembangunan tersebut, dirinya berinisiatif mengajak beberapa desa untuk sengkuyung membangun bersama untuk kepentingan bersama. Gotongroyong antardesa itu menurutnya dapat menjadi salah satu cara agar seluruh desa di Pemalang mempunyai TPST 3R milik mereka sendiri.
Sementara itu, Bupati Pemalang Mansur Hidayat memaparkan sejumlah desa di wilayahnya telah dengan sadar membuat program pendirian fasilitasi TPST 3R. Hal ini menjadi pendorong penuntasan program Pemkab khususnya permasalahan sampah di masyarakat.
Beberapa desa yang telah membangun fasilitas tersebut yaitu Desa Penggarit, Kecamatan Taman; Desa Randudongkal, Kecamatan Randudongkal; TPST Desa Bojongnangka, Kecamatan Pemalang; TPST di Desa Surajaya milik BUMD Pemalang dan masih banyak lagi.
“Beberapa sudah mulai mencoba membangun TPST. Ini jadi gerakan yang baik untuk menyelesaikan sampah di Pemalang. Tetapi perlu diingat, fasilitas umum harus bareng-bareng dalam menjaganya. Jangan dirusak,” ucapnya. (fan/abd)