KUDUS, Joglo Jateng – Sejak mendapatkan SK Desa Wisata pada 2021, Desa Ngemplak, Kecamatan Undaan, Kudus, menghadapi tantangan besar berupa banjir yang terus menerus melanda wilayah tersebut. Meski begitu, pihak desa berkomitmen untuk mempertahankan dan mengembangkan potensi wisata Embung Panguripan sebagai salah satu upaya pemberdayaan masyarakat setempat.
Kepala Desa Ngemplak, Syafi’i mengungkapkan, setelah mendapatkan SK Desa Wisata, wilayah yang dia pimpin langsung terkena banjir. Ia berusaha membenahi wisata tersebut karena salah satu potensi yang dimiliki desa.
“Kami benahi, tapi awal 2023 banjir datang lagi. Pengelola wisata langsung mengeluh dengan kondisi ini, namun kami tetap berusaha mempertahankan wisata ini karena potensi yang luar biasa di desa kami,” ujar Syafi’i belum lama ini.
Dia menjelaskan, Embung Panguripan sebelumnya dikenal dengan wisata karamba apung. Namun fasilitas tersebut rusak akibat banjir. Kini, desa tersebut merintis kembali potensi wisata yang ada dan membuka peluang bagi pihak ketiga atau investor untuk berkolaborasi dalam pengelolaan wisata.
“Pernah ada investor yang berminat bekerja sama, dengan rencana mengembangkan Embung Ngemplak dan rumah makan gubuk desa sebagai destinasi wisata. Namun, jika orang-orang tidak memiliki kemauan untuk bekerja bersama, kami juga kesulitan,” tambahnya.
Menurutnya, meskipun sering dilanda banjir yang mengendap lama akibat kondisi geografis wilayah yang cekung, desa tetap berusaha mengembangkan infrastruktur penunjang wisata. Salah satunya, Karang Taruna berencana menyediakan tempat-tempat untuk menjual produk unggulan desa sebagai bentuk pemberdayaan ekonomi.
“Kami berharap dengan adanya embung retensi dan normalisasi Sungai Jeratun, masalah banjir bisa teratasi. Setelah BUMDes terbentuk, kami akan mencari pengelola yang dapat mempertahankan dan mengembangkan potensi wisata yang ada di desa ini,” katanya.
Syafi’i berharap dapat terus memajukan potensi wisata desanya, sehingga bisa mendatangkan penghasilan tambahan bagi masyarakat sekaligus memperkuat identitas desa sebagai destinasi wisata. (cr3/fat)