JEPARA, Joglo Jateng – Dalam upaya menjadikan sampah sebagai sumber daya ekonomi yang berkelanjutan, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Jepara menerapkan strategi pengurangan sampah melalui Bank Sampah Induk (BSI). Tujuannya untuk mengurangi volume sampah yang masuk ke tempat pembuangan akhir (TPA) dengan melakukan daur ulang.
Pantauan di lokasi, terlihat aktivitas bongkar muat sampah yang baru saja diambil dari unit-unit pengumpulan sampah yang di sortir dan dipilah oleh petugas sebelum dikemas sesuai jenisnya. Kemudian dikirim ke pabrik daur ulang atau pengepul besar.
Ketua BSI Berseri Kabupaten Jepara, Anis Surahman menjelaskan, pengembangan bank sampah bertujuan untuk mengubah sampah menjadi sumber ekonomi. Selain itu juga untuk memberikan nilai tambah bagi masyarakat.
“Kalau BSI sendiri kan memang untuk perputaran ekonomi. Karena, sampah yang telah di pilih akan di daur ulang kemudian di jual,” terang Anis saat ditemui, Rabu (18/9/24).
Anis menyebut, dalam pengelolaan sampah, ada dua kebijakan yang dilakukan. Yakni penanganan dan pengurangan sampah. Bank sampah lebih fokus pada pengolahan sampah anorganik seperti, botol, kertas, plastik, dan besi yang memiliki nilai ekonomis.
BSI Berseri Jepara juga telah bekerja sama dengan beberapa pengepul besar. Seperti, MHS Penggilingan untuk sampah plastik dan PT Sicksatu Pati untuk sampah kertas. Hasil dari sampah yang dijual bisa menghasilkan Rp 20 juta perbulan.
“Bank sampah di Jepara yang bisa daur ulang itu juga ada di Desa Mantingan. Itu menangani sampah plastik. Di Desa Kuasen itu fokus di sampah organik cair. Sama di SMP N 5 Jepara itu ada program sampah kreasi. Jika di kalkulasikan di BSI Jepara omset yang dihasilkan bisa mencapai Rp 20 juta per bulan,” jelasnya.
Kemudian, pencapaian dalam pengurangan sampah yang diperoleh dari pengelolaan sampah di bank sampah dan sektor informal seperti, pemulung dan pengepul bisa menghasilkan 7 ton sampah per hari. Dari 147 bank sampah yang tersebar di Kabupaten Jepara, hanya sekitar 50 an yang aktif. Sehingga, BSI Jepara mengupayakan untuk mereduksi sampah.
“Semoga bank sampah di Jepara yang tidak aktif bisa di suport lagi oleh Pemkab Jepara. Mumpung masih ada yang peduli dengan sampah, jadi perlu didukung,” tutupnya. (cr4/fat)