SEMARANG, Joglo Jateng – Wali Kota Semarang, Hevearita G Rahayu mengupayakan cara pendekatan dari berbagai sisi untuk menangani fenomena darurat gangster yang terjadi di Kota Semarang beberapa waktu terakhir. Pendekatan dilakukan, baik oleh psikolog maupun aparat kepolisian.
“Katakanlah (anggota, Red.) diputus sekolah atau dikeluarkan, dia malah parah lagi. Sehingga mungkin pendekatan ini yang harus kita lakukan. Makanya kita cari sisi dari psikolog atau kepolisian, atau mana untuk memulainya,” ucapnya saat dikonfirmasi Joglo Jateng, belum lama ini.
Lebih lanjut, ia menerangkan, rekaman video kekerasan gangster yang diposting di media sosial sangat meresahkan masyarakat. Bahkan, anak remaja yang tergabung dalam kelompok gangster itu dianggap sudah tidak memedulikan siapa yang dipukul menggunakan sajam.
“Apalagi saya dapet info grup medsos yang dari gangster, bahkan ada yang mungkin sampai pengikutnya 51 ribu. Nah ini sangat meresahkan. Apalagi ditambah dengan miras. Kan kondisi orang dengan minum-minum kontrolnya lepas. Sehingga kami harapkan ini adalah saat yang tepat untuk kita bersama sama melakukan pencegahan,” jelas Mbak Ita, sapaan akrab Hevearita.
Dirinya menekankan adanya kolaborasi dari berbagai pihak mulai dari instansi terendah. Yakni tingkat kelurahan dan kecamatan melalui Babinsa dan Bhabinkamtibmas.
“Kita harapkan dalam upaya ini tidak hanya dari Polrestabes Semarang saja namun tingkat kelurahan, kecamatan nah ini saling mengawal untuk membuat anak-anak ini tidak seperti ini. Memang tidak mudah. Tetapi Insyaallah dengah semua terlibat ini akan bisa terselesaikan,” ujarnya.
Selain itu, lanjut Mbak Ita, peran keluarga sangat penting dalam pembinaan anak di lingkup rumah tangga. Dirinya menyakini, darurat gangster ini bisa dikikis dan anak-anak bisa kembali menatap masa depan.
“Pekerjaan sekarang adalah bagaimana mengobati yang sudah jadi gangster itu. Ini menjadi pekerjaan yang tidak mudah. Sehingga kami sudah sepakat minggu depan kita inventaris apa saja yang akan dilakukan baik yang sudah jadi gangster maupun belum,” terangnya.
Sementara itu, Kapolrestabes Semarang, Kombes Pol Irwan Anwar menyampaikan, ada dua langkah yang akan dilakukan guna mencegah kriminalitas dari kenakalan remaja. Di antaranya, pembinaan dalam hal deteksi dini, dan penindakan hukum ketika kejadian itu sudah menjadi tindakan pidana.
“Kami, Wali Kota Semarang dan stakeholder terkait fokus kepada deteksi dini dan pencegahan. Dalam hal ini peran keluarga, lembaga pendidikan, lingkungan sangat diperlukan,” ujarnya. (int/adf)