JEPARA, Joglo Jateng – Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Jepara Edy Sujatmiko mengungkapkan sejumlah data terkait penanggulangan HIV/AIDS di Jepara. Data akumulasi HIV AIDS sejak tahun 1997 sampai dengan Agustus 2024, menunjukkan estimasi ODHIV (orang dengan HIV/AIDS) di Jepara sebanyak 1.685 orang ODHIV.
“Dari jumlah itu, sebanyak 1.115 ODHIV atau 66 persen, yang telah mengetahui statusnya,” beber Edy Sujatmiko saat rapat koordinasi Komisi Penanggulangan AIDS Kabupaten Jepara yang berlangsung di Ruang Rapat R.M.P. Sosrokartono Setda Jepara, kemSenin (30/9/24)arin.
Sementara dari 1.115 ODHIV, lanjutnya, baru 646 orang yang melakukan pengobatan di puskesmas dan rumah sakit di Jepara. Jumlah yang setara 58 persen itu, berada di bawah target nasional tahun 2023 adalah sebesar 95 persen.
Sedangkan dari 646 ODHIV yang melakukan pengobatan, 269 di antaranya telah melakukan tes viral load. Hasilnya, 240 ODHIV menunjukkan hasil viral load tersupresi atau virus HIV-nya bisa dikatakan sudah tidak terdeteksi lagi.
Lebih lanjut, Sekda mengapresiasi peran swasta dalam penanggulangan HIV/AIDS di daerah tersebut. Menurutnya, ada 4 organisasi swasta yang aktif ikut menanggulangi HIV/AIDS di Jepara. Dari jumlah itu, 3 di antaranya berkedudukan di Jepara dan 1 lainnya berkantor di Semarang.
“Keempatnya adalah Fatayat NU, Yayasan Jepara Plus, Yayasan Sokoguru, dan MIPHA,” kata dia.
Dukungan lembaga swadaya masyarakat dan pemerhati HIV/AIDS itu, kata dia, menjadi satu dari sekian kemajuan yang dicapai Jepara dalam penanganan penyakit menular tersebut. Kemajuan lain adalah sumber daya manusia terlatih serta peningkatan jumlah layanan yang bisa diakses oleh populasi kunci baik di puskesmas maupun rumah sakit.
“Semua puskesmas, rumah sakit, dan tujuh klinik di Jepara sudah bisa melakukan tes HIV. Semua rumah sakit dan 21 dari 22 puskesmas, sudah bisa mengobati ODHIV (orang dengan HIV/AIDS),” beber Edy Sujatmiko. (hms/gih)