PERAN orang tua ternyata membawa dampak besar bagi seorang anak. Terlebih, jika orang tua mampu menjadi tauladan yang baik serta memberikan motivasi semangat belajar. Hal itu lah yang dirasakan oleh Zahrotun Nafiah (22) dalam meniti pendidikannya di Prodi Perawat, Fakultas Kedokteran di Universitas Diponegoro (Undip) Semarang.
Bunga, sapaan akrabnya bercerita, seseorang yang mendorong dirinya sejak mengikuti Palang Merah Remaja (PMR) sewaktu SD hingga S1 ini adalah ibunya. Karena, dengan menekuni bidang ini, ia bisa memberikan layanan kesehatan minimal di lingkup keluarga.
“Ibuku ingin aku di bidang kesehatan, tidak cuma ngerawat pasien saja tetapi bisa membantu mengoptimalkan kesehatan keluarga juga,” jelas dara cantik asal Cepogo, Jepara tersebut, belum lama ini.
Meski proses pendidikan yang ia jalani sekarang merupakan pilihan ibunya, namun Bunga mengaku berada di jalan yang tepat. Sehingga ia merasa enjoy dan semangat.
Sebab bagi Bunga, perawat merupakan profesi mulia dan terhormat karena memiliki peran penting dalam proses kesembuhan pasien. Membantu dan merawat tanpa memandang apapun status pasiennya. Justru, dengan jurusan perawat menjadikannya untuk bisa meraih cita-citanya, yaitu menjadi seorang tenaga kesehatan, utamanya di profesi perawat.
Bunga menyebut, seorang perawat tidak hanya tentang merawat orang sakit saja. Melainkan, memahami bagaimana aspek psikologis, sosial, spiritual seorang pasien. Selain itu, juga dituntut untuk memiliki pengetahuan medis yang memadai guna menjalankan profesinya.
“Dapat banyak ilmu, banyak cerita, bahkan bisa ketemu pasien-pasien sedaerah, banyak pelajarannya, jadi ngrasa pofesi perawat tuh luar biasa. Di mana kalau ada shift harus menyiapkan diri buat melayani pasien. Ikut ngerasa senang dan haru kalau ada pasien yang sembuh dari sakitnya dan semangat buat sehat,” terangnya.
Mahasiswa yang kini mengenyam di semester akhir ini membeberkan harus belajar ekstra. Seperti memahami anatomi dan fisiologi, pemahaman dasar tentang keperawatan. Kemudian, menjaga kerahasiaan pasien, keterampilan komunikasi yang kuat, serta menjaga mental dan emosional dalam merawat pasien. Sehingga, ketika menangani pasien, seorang perawat harus lebih hati-hati dan tidak serampangan.
Bunga juga bersyukur, melalui pendidikannya di perawat ia memiliki harapan untuk bisa membantu orang banyak. Memberikan asuhan keperawatan bagi individu maupun masyarakat.
“Lumayan harus belajar ekstra dan butuh keberanian, karena pertama kali buat aku dan langsung praktik ke manusia. Tapi Alhamdulillaah dengan bekal belajar dan pendampingan dosen aku bisa melakukannya dengan baik dan benar,” ungkapnya.
Bagi Bunga, belajar di ilmu kesehatan memang sulit dan melelahkan. Namun, jika ilmu yang didapatkan dari sumber yang terpercaya dan dilakukan dengan niat tholabul ilmi, maka semuanya bisa berjalan dengan mudah.
“Yang kuliah di bidang kesehatan atau perawat tetap semangat. Temukan motivasi diri untuk terus belajar. Paling tidak basic-nya kita tahu, tindakan pertolongan pertamanya untuk dapat meminimalisir cedera yg lebih parah,” tandas pemilik akun @flower.nafh tersebut. (cr4/adf)