Kudus  

Cegah Banjir, Pengerukan Sungai Khadimah Krajan Dilakukan

PANTAU: Pemdes Karangrowo melakukan pantauan Sungai Khadimah Krajan, belum lama ini. (DYAH NURMAYA SARI/JOGLO JATENG)

KUDUS, Joglo Jateng – Pengerukan Sungai Khadimah Krajan (Drain Krajan)  di Dukuh Krajan, Desa Karangrowo, Kecamatan Undaan, resmi dimulai Jumat (27/9). Hal ini bertujuan mengembalikan fungsi sungai yang selama ini dangkal dan menjadi pembuangan sampah. Sehingga kerap menyebabkan banjir.

Kepala Desa Karangrowo, Heri Darwanto menjelaskan, pengerukan ini diharapkan dapat mempercepat surutnya banjir. Upaya itu memungkinkan sungai menyimpan air saat musim kering. Ia menekankan pentingnya kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan sungai demi keberhasilan program ini.

“Kami ingin mengembalikan fungsi sungai agar Dukuh Krajan, Desa Karangrowo tidak lagi menjadi langganan banjir. Pengerukan ini diharapkan dapat mengalirkan air hujan dengan lancar ke sungai Sungai Jungkemi saat banjir. Dan disimpan saat kering,” ujar Heri.

Pemkab Demak

Sementara itu, Kepala Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Kudus, Syarif Hidayah menyebutkan, pengerukan ini adalah proyek ke-5 pada 2024. Setelah SinergiKU SungaiKU jilid 1 selesai dilaksanakan pengerukan Sungai Londo, Sungai Bakinah Barat, Sungai Bakinah Timur, Sungai Jungkemi. Dikemas dalam program ‘SinergiKU SungaiKU jilid 2’, untuk Sungai Khadimah Krajan (Drain Krajan) adalah hasil audiensi BPBD Kudus ke BBWS Pemali Juana.

Baca juga:  Gondangmanis Jadi Desa Siaga Tuberkulosis Pertama di Jateng

“Kondisi eksisting sungai lebar rata-rata 8 meter kedalaman hanya 0,5 meter bisa dikatakan sudah rata dengan jalan lingkungan dan penuh sampah. Rencana dikeruk lebar atas 6 meter kedalaman 2 – 4 (tentatif) meter dan pengerjaannya ditargetkan selesai dalam 24 hari,” jelasnya.

Pihaknya telah melakukan rapat koordinasi (Rakor) persiapan pengerukan di Ruang Bidang RR BPBD Kudus, dengan kades terkait, Babinsa, Babinkabtibmas, Tokoh Masyarakat, Balai PSDA Seluna. Desain pengerukan mengacu pada konsep “Drain Belt” yang pernah disusun 2020 olehnya.

Dengan hasil, panjang pengerukan 1,27 kilometer dengan lebar atas 6 meter dan lebar bawah 5 meter. Debit air yang berlebih di sungai diarahkan ke Sungai JU-1 dengan pilihan alternatif ke Sungai Jungkemi dan terus ke Sungai Juana.

Baca juga:  Datangi Bawaslu, Calon Bupati Kudus Sam'ani Lakukan Klarifikasi

Ia menambahkan, alat yang digunakan, seperti eskavator, memiliki jangkauan yang terbatas hingga 6 meter. Sehingga beberapa tantangan muncul terutama di sisi utara desa Payaman yang sudah rapat dengan bangunan.

Ia melanjutkan, sumber anggaran untuk pengerukan dibiayai oleh BBWS Pemali Juana, yang juga menyediakan alat berat dan BBM.  Pemdes Karangrowo, BPBD Kudus, BBWS Pemali Juana, Balai PSDA Seluna, dan Gapoktan Karangrowo bersinergi dalam pelaksanaan pengerukan ini.

“BPBD Kudus dan Pemdes Karangrowo bertugas memfasilitasi jika terjadi konflik sosial di lapangan. Atau apabila diperlukan pembongkaran kandang atau bangunan,” bebernya.

Baca juga:  Terpilih Aklamasi, Ahadi Setiawan Optimalisasi Pelatihan dan PPPK Guru

Sebagai bagian desain, tanggul akan dibangun di sebelah selatan sungai dan beberapa ratus meter di utara, masuk wilayah sebagian Desa Payaman dan sebagian Desa Kirig. Rencananya tanggul selatan akan dipercantik dengan penanaman rumput untuk mencegah kesan kumuh dan menjaga agar tanggul tetap kokoh di kemudian hari.

Lebih lanjut, pengerukan ini diharapkan dapat menampung limpasan air hujan dari persawahan utara sungai di Desa Payaman dan Desa Kirig, serta berfungsi sebagai drainase permukiman Dukuh Karanganyar Desa Payaman dan  Dukuh Krajan Desa Karangrowo.

“Diharapkan dapat  mengurangi tinggi genangan dan mempercepat durasi genangan di musim penghujan di wilayah tersebut. Kegiatan pengerukan ini adalah langkah awal dalam penanganan banjir dan saya harap ada perawatan lanjutan di masa mendatang,” pungkasnya. (cr3/fat)

MA Darul Falah