Kudus  

Pemkab Kudus Luncurkan Pemetaan Pertanian untuk Dukung Ketahanan Pangan

GELIAT: Tampak beberapa petani sedang membajak sawah di Kudus, belum lama ini. (ADAM NAUFALDO/JOGLO JATENG)

KUDUS, Joglo Jateng  – Pemkab Kudus meluncurkan inisiatif pemetaan wilayah pertanian untuk meningkatkan potensi lokal dan memastikan kestabilan pangan daerah. Langkah ini dirancang untuk memaksimalkan pemanfaatan sumber daya alam dan meningkatkan produktivitas pertanian.

Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Perkebunan pada Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kudus, Agus Setiawan menyampaikan, pemetaan wilayah pertanian telah mulai diuji coba. Pemetaan ini dilakukan untuk menyesuaikan jenis tanaman dengan potensi masing-masing wilayah.

Kemudian, untuk pemetaan dilakukan di lima wilayah. Dengan fokus awal pada penanaman klaster padi yang mendukung ketahanan pangan lokal. Agus menjelaskan, klaster padi dan sayur mayur akan difokuskan pada daerah pertanian bawah. Meliputi Kecamatan Kaliwungu, Jati, Mejobo, Undaan, dan Jekulo.

Pemkab Demak
Baca juga:  Peringatan HUT Humas ke-73, Polres Kudus Gelar Donor Darah

“Setiap klaster sudah memiliki komunitas yang mengelola. Sehingga memudahkan pemetaan wilayahnya,” tambahnya.

Sementara untuk wilayah Kudus tengah, akan dirancang klaster tanaman tebu, yang mencakup Kecamatan Bae, Gebog, dan Dawe. Sedangkan wilayah barat Kudus direncanakan sebagai pusat penghasil jambu, yang meliputi Desa Menawan, Gondosari, dan Kedungsari.

“Di daerah Ternadi, Soco, dan Desa Puyoh, tanaman durian akan menjadi fokus utama. Karena ketiga desa ini dikenal sebagai penghasil durian terbanyak setiap tahun,” bebernya.

Agus menambahkan, untuk wilayah Desa Colo, Kuwukan, dan Cranggang akan dipetakan sebagai penghasil alpukat dan jeruk pamelo. Klaster kopi Muria akan tetap berada di Desa Rahtawu dan Japan. Inisiatif pemetaan ini juga bertujuan untuk meminimalisir persaingan antar petani dalam satu lokasi.

Baca juga:  Wujudkan Generasi Santri Berprestasi Internasional

“Dengan cara ini, kami berharap tidak ada kompetisi yang merugikan, sehingga semua petani dapat diberdayakan, dan potensi lokal masing-masing dapat terangkat,” jelas Agus.

Lebih lanjut, Agus mendorong petani di Kudus untuk berinovasi dan memanfaatkan teknologi pertanian. “Dengan bantuan teknologi, kami berharap dapat meningkatkan pemasaran dan produksi pertanian, sehingga kesejahteraan petani dapat terdukung,” pungkasnya. (adm/fat)

MA Darul Falah