JQHNU Kota Semarang Tekankan Pentingnya Kaderisasi Berbasis Kompetensi

PAPARAN: Ketua PC JQHNU Kota Semarang, Ahmad Rifqi Hidayat saat memberi arahan JQH Unwahas di gedung PCNU Kabupaten Semarang Ungaran Barat Kabupaten Semarang Jumat (18/10/2024). (ISTIMEWA/JOGLO JATENG)

SEMARANGJoglo Jateng , Ketua Pimpinan Cabang (PC) Jam’iyyatul Qurra’ wal Huffazh Nahdlatul Ulama (JQHNU) Kota Semarang, Ahmad Rifqi Hidayat, AH menekankan pentingnya kaderisasi berbasis kompetensi. Terlebih organisasi tersebut sudah jelas sebagai organisasi yang berbasis segmen atau profesi tertentu.

“Jangan hanya asal ada kegiatan tapi tidak jelas produknya, sebagai UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa): yang fokus pada pengembangan keterampilan ya harus jelas hasilnya,” kata Gus Rifqi dalam pemetaan kader JQH Unwahas di gedung PCNU Kabupaten Semarang Ungaran Barat Kabupaten Semarang Jumat (18/10/2024).

Menurutnya, JQH sebagai UKM harus bisa memberikan imbal balik kepada perguruan tinggi (Unwahas) berupa kaderisasi yang terukur. “Jadi biar jelas setelah mengikuti pembinaan, bagaimana performa ngajinya, kira-kira dari sekian kader itu yang potensial menjadi kafilah atau delegasi MTQ itu ada berapa,” ujarnya.

Pemkab Demak
Baca juga:  Gus Umar Bakal Sowani Kiai NU di Jateng untuk Menangkan Andika-Hendi

Dalam kesempatan itu, terdapat 90 mahasiswa baru (Maba) yang mengikuti Masa Ta’aruf Anggota Jam’iyyatul Qurra’ wal Huffazh (Matanajwa) Unwahas tahun 2024. Dari jumlah tersebut terdapat 15 Maba yang telah hafal Al Qur’an 30 juz’ dan mengikuti kegiatan pemetaan atau screening awal.

“Alhamdulillah anggota baru ini cukup potensial, tapi pemetaan kader ini tidak akan ada hasil kalau tidak ada kegiatan pembinaan yang jelas, artinya ini tergantung pada kebijakan kampus,” ungkapnya.

Sebab, menurutnya masih ada banyak mahasiswa yang mendapatkan program beasiswa tahfizh yang tidak masuk sebagai anggota JQH. Selain itu, Unwahas belum ada komisariat JQHNU.

Baca juga:  Kadarlusman Kembali Pimpin DPRD Kota Semarang

“Nah, harapan kami, PC JQHNU Kota Semarang bisa membentuk Pimpinan Komisariat (PK), ini bisa dari para mantan ketua dan mantan pengurus JQH Unwahas yang kembali berkiprah dalam format komisariat, bukan UKM yang mengandalkan anggaran dari kampus,” tuturnya.

Sementara, ketua UKM JQH Al Hasyimi Unwahas, Shohibul Anwar mengungkapkan, dirinya dan jajaran pengurus yang ada sebagai mahasiswa yang masuk pada pasca pandemi membutuhkan bimbingan, baik secara struktur formal di kampus maupun JQHNU sebagai afiliasi.

“Yang penting ini ada arahan dulu, pembinaan ada kampus dan PC JQHNU Kota karena memang tidak banyak mendapatkan materi keorganisasian dan ke-NU-an yang fokus pada organisasi JQH,” ungkapnya.

Meski begitu, dirinya menyatakan perlunya mengupayakan lahirnya komisariat JQH di Unwahas. “Biar kita kumpulkan dulu para mantan ketua dan pengurus, karena kalau sudah satu tujuan ini lebih cepat, dan Unwahas insyaallah bisa jadi komisariat resmi pertama di kota Semarang,” terangnya.

Baca juga:  Hari Santri, Mbak Ita Berharap Santri Tingkatkan Kontribusi bagi Bangsa

Sementara, pembina JQH Unwahas, H. Muhammad Ali Maksum menyatakan kader JQH Unwahas pada umumnya sudah jelas menganut paham ahlussunah wal jamaah model NU. “Secara pemahaman keagamaan sudah pasti NU karena ya mahasiswanya produk dari kiai NU dan di kampus juga diajarkan Aswaja ala NU,” jelasnya.

Dengan demikian, ia tegaskan proses pembentukan komisariat JQH di Unwahas hanya menunggu kesepakatan. “Tinggal para mahasiswa yang siap untuk jadi pengurus komisariat ada berapa, kumpul disepakati ketua dan pengurusnya, itu sudah jadi,” tutupnya. (*/gih)