Jepara  

Debat Calon Bupati Jepara di Unisnu Dihadiri 1 Paslon

DEBAT: BEM Unisnu Jepara saat menggelar debat terbuka untuk Calon Bupati dan Wakil Bupati Jepara di Auditorium Lantai 3 Unisnu Jepara, Kamis (24/10/24). (LIA BAROKATUS SOLIKAH/JOGLO JATENG)

JEPARA, Joglo Jateng – Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Islam Nahdlatul Ulama (Unisnu) Jepara menggelar debat terbuka untuk Calon Bupati dan Wakil Bupati Jepara. Namun sayangnya, hanya satu satu pasangan calon (paslon) yang hadir, yakni paslon 01.

Ketua BEM Unisnu Jepara Adam Mahfud mengatakan, forum yang bertema ‘Jepara dengan Sederet Problematikanya’ ini membedah berbagai isu yang berkaitan dengan kampus dan Kabupaten Jepara, serta mencari solusi untuk berbagai masalah yang ada. Beberapa isu yang menjadi sorotan mencakup infrastruktur, pendidikan, ekonomi, sosial, dan lingkungan, termasuk tambang ilegal yang menjadi perhatian serius.

“Pada kenyataannya sampai hari ini, Jepara memang perlu perbaikan. Banyak hal yang masih harus dibenahi,” ujarnya di Unisnu, Kamis (24/10/24).

Ia menyayangkan bahwa debat tersebut hanya dihadiri satu paslon. Padahal, paslon telah diundang sejak September, namun hanya paslon 01 yang menyatakan kesediaan untuk hadir.

Kemudian, untuk paslon 02 menginformasikan bahwa mereka tidak dapat hadir karena alasan tertentu. Hal ini menunjukkan tantangan dalam menggalang partisipasi semua pihak dalam dialog terbuka mengenai isu-isu penting di Jepara.

“Sudah sejak bulan September mengundang. Tapi hanya salah satu paslon yang baru mengkonfirmasi kehadirannya,” terangnya.

Sebelumnya di hari yang sama, BEM Unisnu periode 2024-2025 menggelar pelantikan. Adapun yang dilantik sebagai ketua, yakni Adam Mahfud. Dalam sambutannya, ia menekankan pentingnya peran mahasiswa dalam mendorong perubahan sosial dan pembangunan daerah.

“Mahasiswa Unisnu yang sempat pasif kini harus kembali ke peran awalnya sebagai agen of change dan agen kontrol, bukan sekadar badan event saja,” jelasnya.

Ia juga menyampaikan komitmennya untuk menjadikan kampus sebagai pusat perubahan. Unisnu sebagai universitas terbesar di Jepara memiliki peran yang sangat strategis. “Kami ingin mengembalikan fungsi mahasiswa sebagai pengkritik dan penggerak perubahan, agar Jepara dapat maju ke depan,” katanya. (cr4/gih)