SEMARANG, Joglo Jateng – Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang berkomitmen mengoptimalisasi lahan Mangunharjo, Kecamatan Tugu untuk penanaman varietas padi unggul atau disebut padi biosalin. Hal ini dalam upaya mendukung ketahanan pangan di Ibukota Jawa Tengah.
Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu menjelaskan program ini merupakan bagian dari kolaborasi antara Pemkot Semarang dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Ia menyampaikan, penerapan budidaya ini bisa tahan terhadap salinitas tinggi.
“Kota Semarang terdapat 1.600 hektare sawah yang dapat dikembangkan. Demplot padi Biosalin yang kami panen ini akan dijadikan benih. Universitas Diponegoro (Undip) juga akan melakukan uji coba di lahan mereka untuk ditanam di Jepara, dengan harapan menghasilkan sekitar 15 hektar benih yang berkualitas,” ucapnya melalui keterangan tertulis yang diterima Joglo Jateng, Minggu (27/10/24).
Dirinya bersyukur, bahwa pihak Undip juga turut serta mendukung inovasi padi Biosalin ini melalui sistem desalinasi. Sistem tersebut berfungsi untuk mengolah air laut menjadi air bersih untuk kebutuhan pertanian dan minum bagi masyarakat.
Selain itu, Pemkot Semarang mendukung petani dengan penyediaan mesin perontok gabah yang menggunakan bahan bakar petrasol, yang merupakan hasil riset dari BRIN yang memanfaatkan limbah plastik. “Kami ingin memastikan petani di pesisir bisa mendapatkan kesejahteraan dari hasil pertanian yang mereka lakukan,” jelasnya.
Lebih lanjut, ia menerangkan, keunggulan padi Biosalin terletak pada produksinya yang tinggi, mampu menghasilkan 6,75 ton per hektar, yang berarti lebih tinggi dari rata-rata produksi nasional. “Program ini diarahkan untuk meningkatkan hasil pertanian di pesisir,” imbuhnya.
Sementara itu, Wakil Kepala BRIN, Amarullah Octavian, menyampaikan pihaknya akan terus mendampingi program penanaman padi Biosalin di kawasan lahan pesisir. Bahkan, pihaknya akan mendukung penelitian tentang penanaman padi di atas laut.
”Hal ini berguna meningkatkan kadar nutrisi padi dan mengurangi stunting di masyarakat. BRIN akan menyiapkan teknologi penyimpanan untuk hasil padi, sehingga petani dapat mengantisipasi fluktuasi harga saat panen raya,” katanya. (int/gih)