KUDUS, Joglo Jateng – Di era globalisasi ini, kebutuhan terhadap tenaga kerja terampil semakin meningkat. Industri dan dunia usaha membutuhkan SDM yang memiliki keahlian dan pengetahuan praktis yang dapat langsung diterapkan di tempat kerja. Oleh sebab itu, pendidikan vokasi dirancang untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Hal itu juga yang menjadi sorotan Penjabat (Pj) Bupati Kudus, M Hasan Chabibie. Sebagai salah satu pribadi yang getol menyuarakan pendidikan, dirinya ikut berkiprah dalam prestasi pendidikan vokasi di Kudus. Menurutnya, pendidikan vokasi menjadi hal fundamental dan dapat menjadi referensi dalam upaya mencetak generasi masa depan yang berkualitas.
“Pendidikan vokasi di Kudus ini levelnya sudah mencapai tingkat nasional, hal ini menjadi pondasi penting dalam menjadikan sekolah sebagai referensi untuk mencetak generasi yang baik sejak dini,” ujarnya, Sabtu (2/11/2024).
Sosok teknokrat santri yang mengawali karir Kepala Pustadin Kemendikbudristek tersebut juga menginisiasi berbagai strategi untuk pengembangan sumber daya pendidikan. Di Kudus, ia mengusung tagline ‘Merdeka Belajar’untuk mendukung peningkatan kinerja birokrasi pemerintahan serta mendorong kolaborasi dengan berbagai pihak.
“Saya ingin menjadikan Kudus yang sudah baik menjadi lebih baik lagi. Dengan program-program strategis yang kami siapkan bersama, semoga masyarakat Kudus menjadi lebih sejahtera. Khususnya agar pendidikan semakin lebih baik lagi,” ungkapnya.
Hasan yang saat ini juga menjabat sebagai Kepala Biro Kerjasama dan Hubungan Masyarakat (BKHM) Kemendikbudristek tak butuh waktu lama untuk mendukung pendidikan vokasi. Ia telah menginisiasi kerja sama dengan pemerintah Minhaj Welfare Foundation Inggris terkait beberapa hal khususnya yang berkaitan dengan pendidikan vokasi.
Dalam pertemuan yang berlangsung Februari lalu, Pemkab Kudus dan Minhaj Welfare Foundation bersepakat untuk menginisiasi beberapa program strategis. Di antaranya, pengiriman dai dari Kudus ke Inggris, memperkuat jaringan riset akademik dan think-tank, serta inisiasi sister city dengan pemerintah kota di Inggris Raya.
“Kerja sama yang terjalin ini bisa mengangkat potensi Kudus ke ranah internasional. Apalagi Kudus memiliki potensi besar dengan beragam sumber daya manusia (SDM) yang ada di dalamnya. Termasuk warisan intelektual dan kebudayaan dari Sunan Kudus dan Sunan Muria yang sarat akan nilai toleransi yang terjaga selama ratusan tahun,” katanya.
Selain itu, sambung Hasan, Kudus juga punya sistem pendidikan pesantren yang kuat, pendidikan vokasi yang berkualitas, serta ekosistem industri yang kondusif dan terus bertumbuh. Pihaknya juga menjajaki potensi kerja sama dengan pemerintah kota di Inggris untuk Sister City. Kerja sama itu diharapkan bisa berkelanjutan dan jangka panjang. Misalnya dengan Pemerintah Kota London, Liverpool, Birmingham, atau kota-kota lain yang bisa memberikan kontribusi positif untuk Kudus.
“Dengan kerja sama ini kami ingin belajar tentang sistem pendidikan vokasi, tata kota, transportasi publik, serta green energy dan penanganan climate change. Sementara, kami bisa men-deliver terkait harmoni budaya, toleransi antar umat beragama,” kata Hasan.
Hasan juga aktif datang ke sekolah untuk mengikuti upacara bendera, melakukan dialog dengan siswa serta diskusi dengan para guru melalui program Goes To School. Hal itu dirinya lakukan untuk memetakan masalah pendidikan yang ada, sekaligus mencari solusi bersama yang bisa segera ditangani.
“Saya ingin bisa memahami pendidikan di kawasan ini melalui dialog peningkatan kualitas pendidikan sekaligus mengembangkan potensi sumber daya manusia Kudus,” tandasnya.
Belum lama ini, dirinya mendapat penghargaan Santri of The Year 2024. Sebagai sosok santri yang menjadi pemimpin public dan inspiratif di berbagai bidang, Hasan juga turut mendorong komunitas pesantren untuk meningkatkan kualitas pendidikan, tata kelola administrasi serta peningkatan sumber daya. Dalam hal ini Pengasuh Pondok Pesantren Baitul Hikmah Depok, Jawa Tengah itu menginisiasi program Sambang Santri sebagai forum dialog antara Pemkab Kudus dan komunitas pesantren.
Di sisi lain, sebagai pribadi yang dikenal kemiliki komunikasi publik yang sangat baik, dalam perjalanan karirnya Hasan Chabibie juga dikenal sebagai pemimpin yang suka berdiskusi dan berdialog dengan publik. Ia bahkan telah menulis beberapa buku, di antaranya Digital Leadership (2022), serta Kepemimpinan berbasis Data (2023). (cr1/fat)