Jelang Nataru 2025, Pemkab Pemalang Siaga Stabilkan Harga Pangan

ANTUSIAS: Ibu-ibu masyarakat sekitar Dispertan saat berbelanja sayuran di Bazar Pangan Sayuran pengendalian deflasi, beberapa waktu lalu. (UFAN FAUDHIL/JOGLO JATENG)

PEMALANG, Joglo Jateng – Menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025, Pjs Bupati Pemalang bersiaga dan menekankan kepada seluruh stakeholder, terutama jajaran pemerintahan agar melakukan sinergitas dalam upaya stabilitas harga pangan di wilayahnya. Sebab pada momen tahunan tersebut, diprediksi akan ada beberapa barang kebutuhan pokok (bakepok) mengalami kenaikan, walaupun tren sekarang masih ada deflasi (penurunan tajam) di beberapa komoditi.

Agung Heriyadi selaku Pjs Bupati Pemalang saat memberikan penegasan di Apel Pagi awal bulan Pemkab Pemalang mengatakan, tidak lama lagi event tahunan Nataru akan berlangsung. Untuk itu, dirinya menuntut kesiagaan serta sinergitas seluruh stakeholder agar ikut menjaga stabilitas harga pangan.

Baca juga:  Pemkab Pemalang Siapkan Rp17 Miliar untuk Bangun Jalan Jensud dengan APBD Murni

“Saya ingin masyarakat Pemalang bisa memperoleh bakepok dengan harga normal serta pasokan yang seimbang pada Nataru nanti. Ini perlu diperhatikan, terutama untuk Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Pemalang,” ujarnya, belum lama ini.

Pjs Bupati memerintahkan TPID untuk membuat perencanaan langkah strategis menyambut Nataru. Diketahui bahwa di pasaran, saat ini beberapa harga pangan masih fluktuatif, bahkan ada beberapa komoditi mengalami deflasi akibat kurangnya permintaan sementara stok melimpah.

“Secara perencanaan, kami menekankan kepada TPID agar segera membuat langkah yang strategis, intensif, untuk memantau dan ada upaya early warning system. Terutama menjelang Nataru ini,” ujar Agung Hariyadi.

Baca juga:  BPBD Pemalang Beraksi Cepat Evakuasi Pohon Tumbang di Semingkir

Selain deflasi, dirinya juga menuturkan pada momen Nataru, masih ada kemungkinan kenaikan harga pada beberapa komoditi pangan. Karena dipastikan event tersebut akan menarik banyak permintaan pangan di masyarakat, bukan hanya skala lokal saja, tetapi pasar interlokal yang pasokannya langsung dari Pemalang juga harus diperhatikan.

“Hal tersebut dapat memicu inflasi nantinya. Komoditi seperti elpiji, kedelai, daging, telur, minyak, beras dan lainnya jelang Nataru juga perlu kita pantau, untuk bisa memenuhi kebutuhan kalau ada lonjakan di masyarakat,” tegasnya.

Lebih lanjut, dirinya mengapresiasi langkah Dinas Pertanian (Dispertan) yang telah berinisiatif melakukan bazar sayuran sebagai cara menaikkan harga komoditi sayur kol yang mengalami deflasi beberapa waktu terakhir. Diharapkan, langkah ini juga diikuti oleh seluruh organisasi perangkat daerah (OPD) untuk kestabilan harga pangan. (fan/abd)