SEMARANG, Joglo Jateng – Pakar Politik Universitas Diponegoro (Undip), Wahid Abdurrahman menilai dua paslon Pemilihan Wali Kota (Pilwalkot) Semarang 2024, yakni Agustina-Iswar dan Yoyok- Joss memiliki pendekatan berbeda. Hal ini ia sampaikan usai menyaksikan debat perdana pada Jumat (1/11/2024) lalu.
“Kalau dari substansi debat, program gagasan memang ada pendekatan yang beda, Agustin-Iswar andalannya dana RT 25 juta per tahun yang seringkali disebut-sebut sebagai cara untuk memberikan partisipasi yang lebih maksimal. Kalau Yoyok-Joss nampaknya ada kecenderungan melibatkan program sebanyak mungkin program strategis nasional berkaitan dengan 16 fasilitas olahraga berstandar internasional di setiap kecamatan,” ucapnya saat dihubungi Joglo Jateng, Rabu (6/11/24).
Meski kedua paslon mempunyai ciri khas pendekatan yang berbeda, kata Wahid, namun secara umum mereka sudah siap dengan sejumlah gagasan baru untuk memajukan Kota Semarang pada lima tahun mendatang. Kemudian, pada sisi penampilan, kata Wahid, dirinya menyoroti pasangan calon (paslon) nomor urut 02 Yoyok-Joss berusaha menunjukkan aspek kerja sama dan kekompakan antar individu. Hal itu bisa dilihat saat keduanya saling menepuk pundak dan mengajak tos tangan.
“Sedangkan kalau Agustin- Iswar itu beliau keliatan menyampaikannya dengan tenang. Terlebih lagi pak Iswar yang sudah pengalaman di bidang birokrasi, dan cenderung kalem dibandingkan dengan Yoyok-Joss,” jelasnya.
Meski begitu, ia tidak menampik bahwa isu kontroversi yang menyeret nama Yoyok Sukawi soal pelaporan terhadap Ketua Suporter PSIS Kepareng alias Wareng atas ujaran kebencian. Sehingga hal ini makin mewarnai masa kampanye pada Pilwakot 2024 ini.
“PSIS baik itu prestasi dan hal-hal yang diluar prestasi banyak diungkit. Sebenarnya hal ini adalah jamak di beberapa daerah juga sama sentimental supporter. Harapannya membawa dampak positif di figur yang aktif di sepak bola, salah satunya mas Yoyok ini di PSIS,” terangnya.
Dalam kontroversial yang dihadapi oleh Yoyok Sukawi, lanjut Wahid, hal ini menjadi salah satu amunisi untuk menyerang dari timses Agustin-Iswar.
“Sama seperti Yoyok menggunakan Mas Joss ketika beliau melihat Bu Agustina yang pesimis dengan pemerintah Prabowo yang sekarang. Nah isu-isu di luar debat yang kemudian terbawa dan itu sah-sah saja. Artinya keduanya mempunyai senjata di luar materi dalam debat itu,” ungkapnya.
Dirinya berpesan kepada kedua paslon untuk tidak terfokus pada isu-isu yang bersifat personal. Seharusnya, mereka membawa gagasan dan program yang dijanjikan untuk masyarakat selama debat berlangsung.
“Itu yang sebaiknya dihindari karena kalau personal, maka persoalan ini tidak ada habisnya. Sedangkan masyarakat ini menunggu gagasan untuk solusi dalam permasalahan di Kota Semarang,” pesannya. (int/adf)