SEMARANG, Joglo Jateng – Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Semarang siap berfokus untuk penyediaan terkait infrastuktur dan sarana guna mendukung daya kota yang layak dan memadai. Sehingga bisa menjadi kota yang nyaman untuk ditinggali.
Kabid Perencanaan Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah Bappeda Kota Semarang, Sugeng Hartanto mengukapkan, hal ini telah sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Semarang tahun 2025-2045. Salah satu tantangan yang dihadapi, antara lain pertumbuhan penduduk.
Lebih lanjut, ia menerangkan, tantangan kota Semarang lainnya juga mengenai pengelolaan sampah dan limbah. Termasuk membangun konektivitas di titik-titik macet seiring perkembangan kota.
“Sehingga fokus pemkot lima tahun ke depan selain menambah daya dukung dan daya tampung untuk hunian yang memadai juga memenuhi untuk akses sarana pelayanan pendidikan, dan kesehatan. Apalagi pertumbuhan kota didorong menjadi aktivitas ekonomi sektor jasa dan perdagangan yang akan naik. Sedangkan untuk industri yang mulai turun,” ucapnya dalam acara FGD Coffee Morning Wartawan di Sitroom Gedung Balaikota Semarang, Kamis (7/11/24).
Saat ini, pihaknya tengah menyelesaikan pembangunan normalisasi aliran sungai untuk menangani banjir dan rob. Seperti contohnya, Kali Plumbon dan Kali Tenggang.
“Hal ini guna mengurangi dampak bencana banjir dan rob saat musim hujan terutama di wilayah pesisir Pantai Utara,” ujarnya.
Sementara itu, Pj Sekda Kota Semarang, Muhammad Khadik yang mewakili Wali Kota Semarang Hevearita G Rahayu, menyampaikan bahwa secara umum ada lima pekerjaan rumah tangga Pemkot Semarang selama lima tahun ke depan. Salah satunya masalah pertumbuhan penduduk.
“Sehingga Pemkot menyediakan fasilitas infrastuktur yang lebih memadai. Lalu, ada juga masalah pengendalian dampak lingkungan akibat perubahan iklim, membuat rentan terhadap bencana alam, seperti banjir, rob dan penurunan muka air tanah, juga perubahan global berdampak sering turunnya hujan ekstrem yang sebabkan banjir. Untuk itu perlu adaptasi dengan memperkuat mitigasi guna menghadapi bencana,” terangnya.
Selanjutnya, ada pula masalah digitalisasi dan transformasi untuk meningkatkan daya saing bagi pasar UMKM. Selain itu, masalah peningkatan SDM yang kualitas menjadi fondasi emas di tahun 2045.
“Lalu ada penanganan stunting, perbaiki gizi, sekolah gratis, menyiapkan generasi muda di era digitalisasi. Terakhir ketahanan pangan dan pemenuhan pelayanan kesehatan, pendidikan, serta urban farming mendukung kesejahteraan masyarakat,” pungkasnya.
Dia berharap, adanya kegiatan ini sebagai wujud sinergitas antara pewarta dengan Pemkot Semarang untuk menjadi lebih erat lagi. Selain itu, juga mendukung konsep bergerak bersama menuju kota metropolitan yang berdaya saing dan layak dihuni serta nyaman. (int/adf)