Inovasi SD 2 Burikan Kudus: Ajarkan Siswa Peduli Lingkungan Lewat Gerakan LiSa dan Smas

CONTOH: Kepala SD 2 Burikan, Noor Aini Wijayakusumaningsih bersama peserta didiknya saat mempraktikan gerakan Lisa dan Smas di halaman sekolah, belum lama ini. (UMI ZAKIATUN NAFIS/JOGLO JATENG)

KUDUS, Joglo Jateng – Sekolah Dasar (SD) 2 Burikan, Kudus memiliki inovasi unik untuk menanamkan jiwa peduli lingkungan. Yaitu Lihat Sampah (LiSa) dibuang ke tempatnya dan Satu Menit Ambil Sampah (Smas).

Kepala SD 2 Burikan, Noor Aini Wijayakusumaningsih menjelaskan, akronim tersebut sengaja dibuat menarik dan gampang diingat. Hal itu agar para siswa merasa membuang sampah menjadi hal yang menyenangkan. Sebab selama ini, perintah membuang sampah seringkali hanya perintah dengan ajakan formal atau kurang menarik.

“Oleh sebab itu kami para guru mencoba membuat hal yang bisa diingat dan dijalankan siswa secara ikhlas dan menyenangkan,” jelasnya saat ditemui Joglo Jateng, belum lama ini.

Baca juga:  Ratusan Siswa SMP 2 Mejobo Persembahkan Tari Kolosal di Hari Guru

Ia menambahkan, Lisa dan Smas ini diterapkan setiap hari. Yaitu di sela-sela jam istirahat dan dilakukan serentak oleh peserta didik dari kelas 1 hingga kelas 6.

“Mereka bersama-sama melihat sampah dan memungutnya. Baik yang berada di halaman, di kelas atau di teras” imbuhnya.

Sebelum ada akronim Lisa, pihaknya hanya menerapkan Smas atau Satu Menit Ambil Sampah dan dibuang. Akan tetapi banyak siswa yang masih mengulur waktu karena waktu mengambil sampah hanya satu menit.

“Lalu kami susulkan dengan gerakan Lisa. Yang penerapannya juga di sela-sela istirahat,” bebernya.

Baca juga:  SMK Muhammadiyah 5 Mijen Siapkan Kompetensi Siswa Bidang Teknologi Otomotif & Bahasa

Aini menilai dengan adanya gerakan ini memberikan efek positif pada kebiasaan siswa. Mereka lebih peduli dengan sampah yang ada meskipun sampah tersebut bukan darinya.

“Anak-anak itu memang harus digerakkan dan dicontohkan. Terbukti setelah penerapannya mulai semester kemarin, lingkungan sekolah jadi bersih dan anak-anak pun nyaman dalam belajar dan bermain,” katanya.

Sementara itu, siswi kelas 4, Roisa Immi Istaharo, mengaku sudah menerapkan dua gerakan tersebut mulai dari kelas 3. Ia merasa senang sebab gerakan membuang sampah dilakukan serentak seluruh siswa.

“Kalau dilakukan bareng-bareng pasti terasa ringan dan menyenangkan. Kadang gerakan ini pun saya lakukan di rumah dan manfaatnya lingkungan jadi bersih,” ungkapnya. (cr1/fat)