KUDUS, Joglo Jateng – Sebanyak 269 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Program Keluarga Harapan (PKH) di Kabupaten Kudus berhasil mencapai status “graduasi” atau “naik kelas” pada semester pertama 2024. Hal ini membuat mereka keluar dari daftar penerima bantuan sosial PKH
Koordinator Kabupaten pelaksana PKH Kudus dari Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Habib Rifa’i mengatakan, graduasi ini menunjukkan keberhasilan program PKH dalam pemberdayaan ekonomi. Di mana para penerima tidak lagi bergantung pada bantuan sosial.
“Kami akan proses ini ke Kementerian Sosial selama program berjalan. Dengan tujuan utama untuk pemberdayaan ekonomi,” ujarnya belum lama ini.
Ia menuturkan, di Kudus, terdapat sekitar 30 keluarga pada 2024 yang mencapai tahap ini. Semuanya tercatat dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS). PKH di Kudus juga didukung oleh komunitas lokal yang memberikan motivasi bagi anak-anak dari keluarga penerima PKH. Terutama dalam melanjutkan pendidikan hingga perguruan tinggi.
“Program PKH di Kudus tidak hanya memberikan bantuan finansial. Tetapi juga pendampingan melalui Kelompok Usaha Bersama (KUBE) dan program Pahlawan Ekonomi Nusantara (PENA),” tuturnya.
Ia menambahkan, pendamping PKH berperan mengarahkan para KPM agar dapat mandiri secara ekonomi dan mengembangkan usaha. Setelah memperoleh bantuan penunjang usaha, perkembangan mereka akan dievaluasi secara berkala.
“Jika usahanya menunjukkan kemajuan ya mereka akan dianggap siap untuk naik kelas dan berhenti menerima bantuan PKH,” ungkapnya.
Ia menekankan pentingnya penggunaan bantuan sesuai kebutuhan. Seluruh bantuan PKH disalurkan melalui bank. Dengan harapan dukungan ini menjadi jembatan menuju kemandirian ekonomi masyarakat.
“Bantuan untuk pendidikan diharapkan menunjang pendidikan anak. Sedangkan untuk lansia dan disabilitas dapat memenuhi kebutuhan hidup mereka,” pungkasnya. (cr3/fat)