Figur  

Mengenalkan Keunikan Budaya Jateng Lewat Ekowisata

Claudia Vivian Puteri
Claudia Vivian Puteri. (DOK. PRIBADI/JOGLO JATENG)

SADAR akan kekayaan budaya Jawa Tengah yang punya ribuan keunikan, Claudia Vivian (20) ingin mengenalkan keunikan itu ke banyak orang. Sehingga hal tersebut bisa menjadi identitas wisata yang makin menarik untuk dikunujungi.

Bersama anak muda, Puteri Ekowisata Indonesia Kebudayaan 2024 tersebut yakin jika Indonesia Emas 2045 dapat diraih jika semua masyarakat sadar akan pentingnya menjaga ekosistem dalam pariwisata. Ia mengatakan, ekowisata kebudayaan dapat menjadi strategi untuk mendukung konservasi habitat alam dan keberlanjutan ekonomi.

Dirinya menjelaskan, ekowisata merupakan kegiatan pariwisata yang berwawasan lingkungan, dengan beberapa aspek yang diutamakan. Yaitu konservasi alam, pemberdayaan sosial budaya ekonomi masyarakat lokal, serta pembelajaran dan pendidikan.

Baca juga:  Aktif Berorganisasi dan Berprestasi, Eka Rizqiana Inspirasi Mahasiswa UMKU

Jawa Tengah sendiri memiliki segudang kekayaan kebudayaan. Antara lain batik di Pekalongan, Sarung Goyor di Pemalang, Teater Wayang Orang di Kota Semarang, kuliner yang beragam, tari-tarian tradisional dari berbagai daerah, dan berbagai potensi lainnya. Semua itu dapat dijadikan potensi wisata untuk meningkatkan perekonomian.

Ia menunjukkan hal tersebut saat Pemilihan Puteri Ekowisata Indonesia. Yakni dengan menampilkan kompilasi dari tarian tradisional dan modern bersama instrumen musik yang diolah sendiri.

“Budaya kita ini kaya dengan budaya warisan, suku, tradisi, adat istiadat yang perlu kita junjung tinggi dan pertahankan konsistensinya. Jangan sampai lagi berada di posisi krisis warisan budaya, melainkan harus berada di posisi aman dan terkendali. Jadi ayo di #IndonesiaAja kita bisa menjadikan sesuatu yang luar biasa dengan memanfaatkan surga yang meliputi budaya yang ada di Indonesia ini,” ajaknya, belum lama ini.

Baca juga:  Syakira, Siswa SMA Semarang yang Ingin Tampil Karawitan di Acara Gubernuran

Perjalanannya untuk sampai di titik tersebut juga memiliki banyak rintangan. Antara lain dari persiapan prakarantina, karantina, dan Grand Final dengan persentase penilaian 75%, 25%, serta 25%, di mana ada 3 aspek penilaian. Yaitu proses, relasi, dan konsisten. Pada kesempatan tersebut dirinya juga membawa makanan khas UMKM di Jawa Tengah, dengan menjelaskan dari awal penyiapan bahan hingga tata cara pembuatan yang ia kuasai.

“Jadi pada intinya, saya sebagai seorang Puteri sekaligus promotor, penopang, role model bagi orang lain dalam konsep kebudayaan dan juga keberlanjutan ekonomi yang ada. Tetapi saya tidak bisa sendiri. Perlu kerja sama pemuda-pemudi daerah untuk mengenalkan dan membandingkan potensi wisata di tempat mereka,” terangnya. (fan/adf)