JEPARA, Joglo Jateng – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Jepara menggelar debat pamungkas calon bupati (cabup) dan calon wakil bupati (cawabup) di Eat and Meet Bandengan, Kecamatan Jepara, Minggu (17/11) malam. Debat ketiga ini mengulik tema “Penyelerasan Pembangunan Daerah dengan Nasional dan Memperkokoh Negara Kesatuan Republik Indonesia”.
Dalam sesi tanya jawab, paslon nomor urut 01, Nuruddin Amin-Muchammad Iqbal Tosin (Gus Nung-Iqbal), memiliki program mendorong munculnya 1000 UMKM khusus perempuan. Menurutnya, program tersebut dapat menjadi ujung tombak bagi perempuan untuk menopang penghasilan dari keluarga. Ia merinci, berdasarkan data bahwa 82 ribu atau 3,7 persen masyarakat Jepara berwirausaha.
“Alhamdulillah Jepara sudah menyentuh di 6,8 persen sudah melebihi target,” terangnya.
Kemudian, paslon 01 ini akan tetap fokus pada pembangunan Techno Park. Dengan pembangunan tersebut, kata dia, bisa menjadikan tempat penguatan ataupun pengasahan dan peningkatan bagi masyarakat untuk mengetahui potensi yang dimiliki.
“Usia produktif cukup banyak sebagian besar anak muda, kami dorong mereka agar mengasah diri. Dengan program Techno Park bisa memberikan anak muda mengidentifikasi kemampuan mereka,” terangnya.
Paslon dengan jargon ‘Juara’ ini akan berfokus pada klinik jalan dan drainase. Ia menyebut, jika jalan terus diperbaiki, tetapi tidak memperhatikan drainase, jalan yang sudah diperbaiki akan kembali rusak.
Selain itu, juga akan berfokus untuk negosiasi dengan pemerintah pusat untuk meningkatkan status jalan provinsi ke jalan nasional. Selain negosiasi, pembangunan terminal Tipe A juga bisa menjadi pemicu peningkatan status jalan.
“InsyaAllah, jika terminal Jepara Tipe A berhasil dibangun, jalan provinsi naik menjadi jalan nasional,” terangnya.
Sementara itu, paslon nomor urut 02 Witiarso Utomo-M Ibnu Hajar mengungkapkan bahwa pihaknya berkomitmen untuk bisa membuat jalan desa maupun kabupaten menjadi mulus sesuai dengan jargonnya yaitu, Jepara mulus.
Menurutnya, berdasarkan data dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Jepara, sebanyak 107 km jalan dalam kondisi kurang mantap atau rusak. Dalam 3 tahun ke depan jalan di Jepara dijanjikan bakal mulus.
“Kami sudah menghitung untuk membangun jalan poros desa dan kabupaten, kami menghitung anggaran Rp 400-500 miliar sampai 3 tahun. Perhitungan Rp 130-170 miliar untuk infrastruktur pertahunnya,” ungkapnya.
Paslon dengan nama ‘Mawar’ ini menyoroti moderasi beragama di Kabupaten Jepara dengan menggandeng berbagai tokoh masyarakat. Melalui program Jum’at berangkat dari, paslon Mawar bisa langsung mengetahui permasalahan yang sedang terjadi di masyarakat Jepara.
“Para tokoh agama diajak kumpul bersama membahas persoalan yang ada. Ditingkatkan kerukunannya,” ucapnya.
Kemudian, terkait UMKM akan dikombinasikan dengan koperasi. Setelah memiliki produk UMKM, pihaknya akan memberikan manajemen untuk bisa menjadi UMKM yang paham mengerti laporan keuangan. Bagi Wiwit, standarisasi produk jaminan mutu UMKM juga penting didorong agar bisa berdaya saing dan memiliki pasar yang jelas.
“Alhamdulillah Menteri Koperasi saat ini sudah mendorong koperasi kita ke depan dengan digitalisasi. Sehingga, layanan seperti perbank memiliki koperasi yang bisa disinergikan di Jepara,” paparnya.
Lebih lanjut, terkait dengan moderasi beragama, paslon Mawar akan mewujudkan rasa saling menghormati antar umat beragama di Jepara serta menguatkan sikap dan perilaku cinta tanah air untuk menghindari korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) di lingkup masyarakat maupun pemerintahan.
“Kami akan menggandeng dan berkolaborasi dengan Forum Kerunan Umat Beragama (FKUB) di bawah naungan Kemenag saat program Jum’at keliling,” tuturnya. (cr4/gih)