DESA Kaliputu, Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus dikenal sebagai pusat produksi jenang tradisional. Salah satunya usaha Jenang Amanah milik Wahyudi. Dikelola bersama adiknya, Wahyuningsih, usaha jenang ini telah beroperasi sejak 2008 dan mampu memproduksi hingga 100 kg jenang per hari.
Rumah produksi miliknya mampu membuat beragam varian seperti jenang jahe, wijen, nanas, melon hingga anggur. Varian jenang wijen menjadi yang paling populer di kalangan konsumen.
“Dari dahulu peminatnya selalu banyak untuk jenang wijen,” ujar Wahyuningsih kepada Joglo Jateng, beberapa waktu lalu.
Ia menambahkan, jenang Amanah dijual dengan harga bervariasi, mulai dari Rp 22 ribu hingga Rp 25 ribu per kilogram. Bahan bakunya berasal dari beras ketan yang digiling menjadi tepung ketan. Lalu diolah dengan mesin mixer dalam proses produksi yang memakan waktu 4-5 jam.
Produknya tidak hanya dipasarkan di Kudus, tetapi juga ke wilayah-wilayah sekitar seperti Demak dan Tuban. Dengan masa tahan sekitar dua sampai tiga minggu, jenang ini sering menjadi pilihan sebagai oleh-oleh khas Kudus dan dipesan untuk seserahan.
“Usaha ini mempekerjakan 10 karyawan dan tetap aktif berproduksi setiap hari. Meskipun pesanan meningkat tajam saat momen Ramadan dan Lebaran,” tambah Wahyuningsih.
Namun, ia mengakui bahwa persaingan pasar menjadi tantangan utama yang dihadapi. Meskipun begitu, permintaan jenang mereka tetap stabil, berkat keunikan rasa dan kualitas yang dijaga.
“Kami bersyukur masih bisa bersaing dan mempertahankan usaha ini,” tutupnya. (cr3/adf)